Jumat, 12 Februari 2021

Review Film Story of Kale: Perpaduan Maksimal antara Manis dan Pedih yang Terlalu

Tokoh Kale muncul tidak terlalu banyak di film Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini (NKCTHI). Tapi tak bisa dimungkiri, banyak sekali yang mengidolakan tokoh ini. Apalagi Kale di film NKCTHI diceritakan sebagai sosok laki-laki pemberi harapan palsu kepada tokoh Awan. Karena itu, ketika Visinema merilis film Story of Kale: When Someone’s in Love, sudah pasti banyak sekali yang menunggu-nunggu.


Penggemar Ardhito Pramono yang jatuh cinta pada suara dan musiknya, mungkin akan bertambah jumlahnya setelah melihat kemampuan Ardhito bermain sebagai tokoh utama di film ini. Akting Ardhito cukup baik untuk orang yang belum pernah jadi peran utama dalam sebuah film. Memang banyak sekali musisi yang bermain film, tapi tidak banyak juga yang bisa berakting dengan cukup baik.


Sinopsis Story of Kale

sinopsis Story of Kale
Sumber gambar: instagram.com/storyofkale

Untuk yang belum nonton filmnya, tulisan berikut ini tentu akan berisi spoiler, jadi lebih baik nonton filmnya aja dulu. Tapi, kalau emang penasaran, nggak apa-apa banget baca sinopsis Story of Kale di sini, biar makin mantap pas nontonnya nanti.


Jadi, film ini bercerita tentang kisah percintaan Kale sebelum Kale kenal Awan di film NKCTHI. Kale di sini belum jadi manajer band Arah. Awalnya manajer Arah itu perempuan bernama Dinda yang diperankan oleh Aurelie Moeremans. Kale kenal Dinda karena ya namanya juga anak band, jadi saling kenal karena sering ketemu di acara musik.


Film ini dibuka dengan Dinda yang minta putus sama Kale, tapi Kale setengah mati minta penjelasan dan nggak rela kalau Dinda mutusin dia dan pergi dari hidup dia. Alurnya pun maju-mundur, antara masa lalu dan masa kini. Jadi masa kininya cuma nampilin gimana Dinda bersusah payah mau putus dari Kale, dan gambaran masa lalunya di sini untuk kasih lihat ke penonton apa yang ngebuat Dinda mau putus dari Kale, dan itu ditarik dari awal mereka jalin hubungan.


Di salah satu acara musik di mana Arah tampil dan tentu ada Kale juga, pacarnya Dinda, yaitu Argo (Arya Saloka) ngamuk-ngamuk ke Dinda karena rencananya mereka mau ketemu neneknya Argo tapi Dindanya malah nemenin Arah di acara musik. Padahal Dinda udah bilang kalau dia nggak bisa datang nemuin neneknya itu dari jauh-jauh hari katanya. Tapi Argo tetep nggak terima. Ributlah mereka berdua, Argo banting-banting barang, terus pas Argo mau mukul Dinda, datanglah Kale sebagai si penyelamat. Mereka berdua berantem dan Kale rela babak belur gitu demi Dinda.


Abis mereka kelar berantem, si Argo nggak dikasih lihat lagi, mungkin yaudah dia nemuin neneknya sendirian. Si Kale sok-sokan nyadarin Dinda, kalau Argo tuh kasar, kalau Argo memang sayang sama Dinda, nggak seharusnya Argo kayak gitu. Ya gombal ala-ala orang yang mau PDKT gitulah. Kale sok meyakinkan Dinda kalau Dinda pantas dapetin cowok yang lebih baik. Tentu yang dimaksud Kale cowok yang lebih baik itu ya dirinya sendiri. Sungguh percaya diri sekali memang si Kale ini.


Hubungan mereka berdua pun terus bergulir. Manis bangetlah pokoknya. Ada adegan di mana mereka berduaan di studio, bikin lagu berdua, terus ciuman di studio. Iya, mereka ciuman padahal hubungannya masih belum punya nama gitu, alias hubungan tanpa status. Terus pas Kale jadi additional player di band Arah, Kale nyatain perasaannya ke Dinda. Romantisnya gemes gitu, semacam di rest area dia nyatain perasaannya, waktu Dinda abis beli makanan di mini market. Yang intinya, Kale mau hubungan mereka punya nama, dan itu bukan temen. Tsahhh… coba kalian yang lagi terjebak friend zone, ngomong gini ke gebetan kalian, biar nggak kelamaan di gantung dalam hubungan yang nggak jelas.


Singkat cerita mereka pacaran, terus manis bangetlah pokoknya. Tapi, hubungannya yang tampak manis banget itu ternyata menyimpan racun yang tersembunyi. Sosok Kale yang bagaikan penyelamat Dinda di awal cerita, perlahan berubah jadi monster yang menakutkan, yang nyatanya nggak beda jauh dari Argo, mantannya Dinda. Awalnya Kale posesif, ngelihat Roy (Roy Sungkono) vokalisnya Arah curhat sama Dinda dia cemburu, padahal saat itu dia belum jadian sama Dinda dan sebenernya wajar banget juga personil band curhat sama manajernya.


Puncaknya konflik mereka itu waktu Kale ketemu Argo di lift hotel tempat Dinda nginep. Kale udah suudzon aja kalau Dinda sama Argo ngelakuin hal yang nggak-nggak berdua di kamar. Padahal tuduhan Kale itu nggak terbukti dan nggak beralasan sama sekali. Dinda bilang Argo nyamperin dia cuma buat ngasih undangan. Ya padahal bisa aja kasih undangan lewat whatsapp yekan? Atau pake pos, atau ya ketemu di lobby hotel.


Kale yang udah kalut malah ngamuk-ngamuk. Segala barang dibanting. Kale mikirnya Dinda masih cinta sama Argo. Kelakuan Kale yang barbar dan brutal ini ngingetin Dinda sama kelakuan Argo dulu yang suka ngamuk-ngamuk. Jadi, saat Kale minta maaf dan meluk Dinda di lantai sambil duduk gitu, muka Dinda udah datar banget. Kelihatan banget kalau di situ Dinda udah mulai mikir untuk udahin hubungan dia sama Kale.


Tapi, namanya orang budak cinta yang beracun dan cinta sama orang cuma buat menuhin egonya sendiri, Kale mana mau lepasin Dinda gitu aja. Karena itu Dinda bilang kalau dia udah selingkuh dan mau nikah sama selingkuhannya itu. Nggak tahu itu dia beneran selingkuh, atau dia cuma ngada-ngada aja biar Kale beneran mau lepasin dia. Ternyata, ya Kale tetep mau Dinda sama dia dong biarpun Dinda selingkuh.

 
Film yang Digarap dengan Sangat Matang

Sumber gambar: instagram.com/storyofkale


Kalau melihat dari skenarionya, film ini nyaris nggak ada kurangnya menurut saya. Strukturnya rapi banget. Peningkatan konfliknya benar-benar dipikirkan dengan matang. Puncaknya ketika Kale kalut di kamar hotel membanting barang-barang, lalu dia di lantai meluk Dinda, saat itu tatapan Dinda udah kosong. Udah nggak kayak sebelumnya yang masih ada rasa cinta. Di situ kelihatan betul rasa Dinda ke Kale kayak mulai menguap karena ngelihat Kale ternyata nggak jauh beda dengan mantan pacarnya Dinda, Argo.


Berkembangnya tokoh Dinda juga tidak ujug-ujug. Dari dia yang menerima disakiti oleh Argo, sampai kemudian bisa lepas dari Argo, lalu akhirnya juga berani memutuskan Kale, sungguh terlihat sangat natural. Begitu juga bagaimana memperlihatkan sifat asli Kale ke penonton yang awalnya hanya posesif biasa kemudian berlanjut menjadi begitu toxic. Film ini memberi gambaran bahwa toxic relationship terkadang bisa sesamar itu terlihatnya. Bisa butuh beberapa waktu berjalan dulu untuk benar-benar ketahuan.


Alur yang silih berganti antara masa lalu dan masa kini sekila mengingatkan pada film Blue Valentine. Sangat smooth dan tidak mengganggu. Masa lalu yang ditampilkan benar-benar membantu penonton untuk memahami perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan mereka. Berkali-kali Dinda berkata kalau alasan dia mau putus cuma mau pergi. Itu benar-benar alasan yang nyata dan sesungguhnya tak terbantahkan lagi. Walaupun menurut Kale alasan ingin putus yang cuma sekadar “mau pergi dan nggak mau di sini lagi” itu terlalu mengada-ngada.


Sesunguhnya itulah alasan yang paling kuat ketika seseorang memang sudah begitu jengah berada dalam sebuah hubungan. Dinda selingkuh dan mau nikah dengan orang lain, mungkin aja hanya alasan yang dibuat-buat agar Kale benar-benar mau melepas dia. Karena rasanya orang seperti Kale nggak akan melepas kalau alasannya menurut dia nggak terlalu kuat.


Udah dibilang Dinda selingkuh aja dia masih mau nerima Dinda. Orang-orang kayak gini memang beneran ada. Udah tahu kalau dia disakitin dan udah tahu pasangannya udah nggak mau sama dia tapi masih aja ditahan-tahanin. Kadang, ya cuma buat egonya aja karena dia nggak mau kehilangan. Bukan karena bener-bener sayang sama pasangannya juga. Dia nggak peduli kalau pasangannya udah nggak bahagia bareng dia.


Penutupnya bikin saya benar-benar bertepuk tangan. Saat Kale nyanyi lagu “Sudah” dan perlahan perabotan hilang satu per satu, bersama hilangnya si Kale. Lalu langit perlahan berubah jadi pagi. Ruangan yang kosong rasanya kayak ngegambarin perasaan Kale. Begitu juga langit yang perlahan cerah. Dua hati yang awalnya bersama, memilih untuk pergi dan menyusuri jalannya sendiri-sendiri. Ruang kosong itu di satu sisi kelihatan kayak sunyi dan hampa, tapi juga terasa lega. Seolah apa yang menghimpit perlahan sirna pelan-pelan. Penutup yang sangat puitis.


Semuanya digarap dengan matang, mulai dari adegan, dialog, struktur, sampai ke soundtrack-nya. Salut buat sutradaranya, Angga Dwimas Sasongko dan penulis skenarionya, Irfan Ramli. Nggak ada yang nanggung dalam film ini. Gambaran kisah orang yang lagi jatuh cinta bener-bener ngegambarin jatuh cinta yang manis banget, tapi pas di akhir, ngegambarin patah hatinya juga yang pedih banget. Manisnya sampai ke puncak, nyerinya juga sampai ke puncak. Berasa banget naik-turun yang drastis dan begitu mengguncang. Sungguh luar biasalah pokoknya.


Bertabur Dialog yang Quotable

Bertabur banyak sekali quotes di film ini yang menarik. Misalnya waktu Dinda bilang kalau seseorang nggak bisa bertanggung jawab untuk kebahagiaan orang lain, karena yang bertanggung jawab sama kebahagiaannya ya cuma dirinya sendiri. Ini saya agak lupa persis kata-katanya kayak gimana, tapi kurang lebih itu yang saya tangkep. Banyak juga dialog yang nampol banget, terutama alasan kenapa Dinda selingkuh. Karena katanya di orang baru itu, Dinda nemuin kebebasan, dia nemuin dirinya sendiri, yang itu semua sayangnya nggak ditemuin waktu Dinda jalin hubungan bareng Kale. Asli, nyelekit banget sih ini.

 

 
Soundtrack Story of Kale

Sumber gambar: instagram.com/storyofkale

Yang juga paling berkesan dari film ini adalah soundtrack-nya. Lagu “I Just Couldn't Save You Tonight” super duper manis nan romantik liriknya, musiknya, bener-bener ngegambarin dua orang yang lagi jatuh cinta berat dan dimabuk asmara.




Lihat aja potongan liriknya di sini

Falling in love is a new world for me

Do you wanna be my company?

From thousand of miles you will like gettin' here

No need no anniversary

 

And maybe you wanna be a star

It may seem you wanna be in love

I don't care it taking me apart

But I just couldn't save you tonight


Walau kisah Kale dan Dinda udah berakhir, lagu ini rasanya punya umur yang lebih panjang, karena biarpun ini sebenernya cuma ngegambarin kisah mereka berdua, tapi lagu ini cocok banget buat siapa aja yang lagi jatuh cinta sejatuh-jatuhnya dengan seseorang.


Selain lagu ini, ada lagu lainnya yang jadi penutup kesedihan Kale di akhir cerita, yaitu lagu “Sudah”. Lagu ini berkisah tentang seseorang yang ingin melupakan kenangan dan masa lalunya, berharap bahwa masa depan yang lebih indah akan datang.




Semua penderitaan nantinya akan hilang perlahan terobati. Sebuah lagu yang sesungguhnya sedih, tapi menyiratkan akan harapan, walau masa lalu itu juga tidak akan terulang lagi. Untuk yang sedang patah hati, coba dengerin lagu ini sering-sering biar bisa menimbulkan optimis kalau setelah hujan pasti akan ada pelangi. Dunia bakal terus berputar kayak biasa dan hidup bakal baik-baik aja.


Cara Nonton Story of Kale

Story of Kale full movie bisa kamu tonton secara legal di Bioskop Online, dengan klik link ini: bioskoponline.com/story-of-kale

Cukup bayar Rp10.000 aja udah bisa nonton film ini. Selamat menonton dan selamat jatuh cinta dan sekaligus patah hati!


Baca juga:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar