Kamis, 29 Maret 2018

Jalan-jalan ke Taman Gajah Tangerang

Maret 29, 2018 6



 Arina mulai jalan dari sekitar umur 13 bulan kalau nggak salah. Supaya dia lebih lancar lagi jalannya, saya dan suami penginnya ajak dia jalan di taman. Tapi, di dekat rumah nggak ada taman. Jadilah saya searching taman yang ada di Tangerang. Munculah Taman Gajah. Kami bertiga pun ke sana pada suatu sore yang cerah di akhir pekan. Pas sampai sana, ternyata rameee banget! Ya mungkin karena ini liburan yang murah meriah dan memang jarang banget ada taman di Tangerang.



Masuknya tentunya gratis, cuma bayar parkir aja. Di dalam taman selain banyak tempat buat duduk dan nongkrong-nongkrong ada banyak permainan anak-anak juga. Uniknya semua terbuat dari ban. Ternyata memang karena taman ini disponsori sama Gajah Tunggal, perusahaan ban itu. Namanya aja jadi Taman Gajah. Selain untuk main anak-anak, pasangan pacaran, karena dekat dengan sungai, taman ini juga dijadiin tempat mancing.



Kalau lapar juga bisa makan di sini, ada banyak jajanan. Mulai dari somay, kentang goreng, mie instan, dan masih banyak lagi. Harganya juga terjangkau banget, mulai dari Rp 10 ribuan. Jadi bawa Rp 50 ribu aja udah bisa jajan banyak di sini. Kebayang kan kalau jalan-jalannya ke mall, duit segitu dapat apa kalau bawa keluarga? Haha.



Di sini juga ada musala dan toilet. Letak taman ini persis di sampingnya Yuppentek. Enaknya kalau ke sini ya kalau nggak pagi-pagi ya sore-sore. Kalau siang pasti panas. Sayangnya tempat sampahnya nggak terlalu banyak. Jadi kalau mau buang sampah ya mesti agak jalan sedikit dulu lah. 



Bakal main ke sini lagi? Pastinya. Biar nggak ke mall mulu kalau jalan-jalan. Semoga makin banyak taman di Tangerang, biar jadi tempat wisata keluarga. Karena kalau yang orang tahu cuma Taman Gajah ya jadinya gitu, penuh dan terlalu ramai. Untungnya sih tamannya luas juga. Jadi bisa tetap nyaman. Nggak cuma keluarga yang kelihatan liburan di taman. Banyak juga pasangan yang pacaran. Cocoklah buat pasangan yang mau cari suasana baru atau ya sekadar bokek aja, hahaha.

Foto: Aprillia Ramadhina & koleksi pribadi



Sabtu, 24 Maret 2018

Peran Fundamental Edukasi dalam Memajukan Bangsa

Maret 24, 2018



Sekolah mengajarkan kita untuk selalu seragam, tapi dunia luar mengharuskan kita menjadi yang berbeda, untuk bisa outstanding. Di sekolah kita harus mahir di banyak pelajaran, sementara di kehidupan, mereka yang bertahan adalah yang punya keahlian khusus dan spesifik.

Apa sih fungsinya pendidikan kalau kita bisa belajar dari sekolah kehidupan? Apa sih pentingnya edukasi kalau semua orang di sekitar bisa kita jadikan guru? Sejak dulu, saya sering bertanya-tanya, buat apa sekolah? Kenapa banyak sekali peraturan di sekolah?

Sepatu dan kaos kaki saya pernah disita guru waktu SMA karena sepatu saya ada garis berwarna merahnya (tidak hitam semua). Begitu juga kaos kaki saya, ada gambarnya (tidak putih semua). Tapi, saat disita, saya punya akal lain. Sebagai pengurus OSIS saat itu, tentunya saya punya loker di ruang OSIS. Di sana saya menyimpan sandal jepit. Jadi, tak masalah sepatu saya disita, saya tetap bisa pakai alas kaki.

Ibu saya juga pernah dipanggil untuk ketemu guru BK (Bimbingan dan Konseling) karena saya sering sekali datang terlambat. Saat terlambat, biasanya saya dihukum tidak boleh masuk kelas sampai dua jam pelajaran. Bagi saya itu tak masalah. Justru enak nggak harus ada di kelas.

Setelah menunggu, biasanya kami yang terlambat dihukum lari keliling lapangan. Yang selalu menghukum kami itu adalah Pembina OSIS. Dan berhubung saya pengurus OSIS, Pembina OSIS ini hafal bangetlah sama muka saya. Dia selalu bilang, sambil geleng-geleng kepala nggak habis pikir kalau lihat saya telat, “April, April. Kamu ini anak OSIS kok hobinya telat. Bukannya jadi panutan dan kasih contoh untuk anak-anak lain.”

Saya cuma cengar-cengir aja.

Kenapa saya yang rumahnya nggak jauh-jauh amat dari sekolah bisa sering terlambat? Karena saya senang menerobos pagar sekolah di detik-detik menjelang pagar itu ditutup. Mendebarkan memang, tapi seru. Itu salah satu keseruan yang bisa saya temukan dari sekian banyak pelajaran yang membosankan di kelas.

Ditegur Guru Matematika di SMA

Image: Aprillia Ramadhina


Karena sering terlambat, beberapa kali saya tidak masuk saat pelajaran matematika, berhubung pelajaran itu dijadwalkan di dua jam pertama. Saat itu kalau absen kita lebih dari tiga kali dalam sebulan, kita nggak boleh ikut ulangan.

Saya pernah kena tegur saat absen saya sudah dua kali dalam sebulan, sementara saat dia melihat nilai-nilai saya tidak ada yang jelek. Ia agak heran kenapa saya yang absennya banyak bisa tetap dapat nilai bagus. Kemudian dia bilang kalimat yang cukup menohok. “Percuma kamu pintar kalau nggak disiplin.”

Ketika sudah tak lagi berada di dunia sekolah, saya tahu mengapa datang tepat waktu itu penting. Karena itu bagian dari respek kita terhadap orang yang sudah meluangkan waktunya untuk kita. Waktu adalah sesuatu yang berharga yang dimiliki manusia. Ketika seseorang memberikan waktunya untuk bertemu kita dan kita justru menyia-nyiakannya dengan terlambat menemuinya, itu sama saja kita tidak menaruh rasa hormat kepadanya dan telah membuatnya kehilangan hal berharga yang bahkan tak bisa kita kembalikan lagi.

Pada akhirnya, peraturan di sekolah, seabsurd apa pun itu, walau kelihatannya tak ada kaitannya dengan menentukan isi kepala seseorang, dibuat untuk menciptakan keadilan. Ada hukuman dan sanksi yang sama bagi siapa pun yang melanggar, tanpa pandang bulu. Pendidikan memang tidak bertujuan untuk membuat murid sekadar pintar, tapi juga santun dan punya respek terhadap orang lain.

 
Belajar dari Kehidupan di Jalanan

Image: Aprillia Ramadhina


Saya juga pernah terjun ke jalanan sewaktu masih kuliah. Merasakan secuil perjuangan mereka yang hidupnya mengamen dari satu bus ke bus lainnya. Mengalaminya membuat saya semakin sadar, bahwa proses itu jauh lebih penting dari hasilnya.

Teman pengamen saya itu bilang begini, “Jalanan itu cuma proses, Pril. Kita juga nggak mau kok selamanya di jalanan. Gue pengin suatu saat kayak teman gue, yang tadinya cuma ngamen di bus, jadi nyanyi di kafe. Dari pengamen jalanan, terus jadi punya album.”

“Kenapa nggak kerja yang lain aja?” tanya saya.
“Kalau ada kerjaan yang lebih baik juga gue mau kok. Andai aja gue sekolah lebih tinggi.”
Ya, pada akhirnya pendidikan dan edukasi itu penting. Walaupun ilmu memang bisa didapat dari mana saja.
“Gue nggak bisa ngelamar kerjaan yang lebih bagus karena gue nggak punya ijazah sarjana kayak lo nanti, Pril.”

Kita nggak bisa menutup mata. Untuk di beberapa bidang pekerjaan, latar belakang pendidikan itu masih dipentingkan. Memang Steve Jobs dan banyak tokoh dunia lainnya membuktikan bahwa kecerdasan mereka lebih penting dari institusi pendidikan atau sekadar duduk di bangku sekolah. Tapi, toh nggak semua orang bisa kayak Steve Jobs.

Dari mereka yang hidupnya jauh lebih keras dari saya, saya belajar untuk tidak memadamkan mimpi. Sebesar apa pun. Semustahil apa pun kelihatannya. Dari hukum rimba yang berlaku di jalanan, di mana yang kuat yang bertahan, saya belajar untuk mengasah mental agar sekuat baja.

Dari edukasi yang saya dapat di institusi pendidikan dan pengalaman nyata mengecap dunia jalanan, saya semakin yakin, edukasi dan pendidikan adalah tonggak utama yang membuat individu lebih berkarakter.

Orang yang teredukasi dengan baik memiliki peluang lebih banyak untuk memperoleh pekerjaan yang lebih layak, akses kesehatan yang lebih baik, serta dapat memilah informasi yang lebih akurat tentang apa pun.
Tahun 2014, saya pernah ikut jadi relawan mengajar Kelas Inspirasi Desa di Cikidang, Sukabumi. Photo: Ima Lolaita


Edukasi Membantu Kita Menemukan dan Mengeluarkan Potensi Terbaik yang Kita Miliki

EduCenter, mall edukasi pertama di Indonesia. Image: Aprillia Ramadhina. Photo: Educenter.id



Akar masalah dari kemiskinan dan rendahnya kualitas hidup adalah karena kurangnya pendidikan. Maka, penting bagi anak-anak untuk mendapatkan pendidikan yang dapat meningkatkan kompetensinya untuk bersaing di masa depan secara efektif dalam ekonomi global. Penting juga bagi mereka untuk memiliki kemampuan yang lebih khusus sesuai minat dan bakat mereka. Kemudian mendalaminya hingga ketika dewasa, mereka akan mahir di bidang tersebut.

Untuk mendapatkan edukasi terbaik, terkadang, pendidikan di sekolah perlu ditopang dengan pendidikan lain di luar sekolah, seperti mengambil kursus untuk lebih dalam mempelajari suatu keahlian tertentu. Dengan kursus, anak bisa memilih kemampuan apa yang ingin mereka kuasai dengan waktu yang juga bisa mereka sesuaikan sendiri.

Selain menambah pengetahuan, kursus di luar sekolah juga membuat anak bisa punya kehidupan lain di luar sekolah. Mereka bisa bersosialisasi dengan anak-anak yang berasal dari sekolah lain, sehingga pertemanan mereka lebih kaya dan beragam.

Tapi, jika anak ingin mendalami lebih dari satu bidang, kursus di banyak tempat akan membuat anak lebih lelah karena harus berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Selain membuat lelah dan tentunya makan waktu lebih banyak. Akan lebih efektif jika ada satu tempat kursus yang bisa memuat banyak pilihan kursus yang sesuai dengan keinginan anak.

Memangnya ada? Ada. EduCenter namanya. Dalam satu gedung ada banyak institusi edukasi. Seperti mall, bisa bebas pilih sendiri mau ambil kursus yang mana aja, dari mulai kursus matematika, bahasa Inggris, Bahasa Mandarin, musik, seni, hingga karate dan balet di satu tempat.


Image: Aprillia Ramadhina. Sumber: www.educenter.id


#EduCenter memang disebut sebagai mall edukasi pertama di Indonesia dengan konsep “one stop excellence of education”. Berlokasi di BSD, di sana ada banyak tempat kursus seperti Apple Tree Pre-School, UniSadhuGuna, Farabi Music School, Young Chefs’ Academy, CMA Mental Arithmetic, Shane Learning Centre, Calculus, Flamingo Studio, Wow Art Studio, Far East Education. Tidak hanya itu, selain tempat kursus juga ada restoran, food court, dan taman bermain anak. Jadi, selain lengkap untuk belajar, anak-anak juga bisa bermain. Belajar tentunya juga harus diimbangi dengan bermain agar anak tidak stres dan tertekan.

Suasana kelas balet di Flamingo Studio di EduCenter. Photo: Instagram @educenterid


 
Mengeduksi Diri, Memajukan Negara

Image: Aprillia Ramadhina

Negara yang maju adalah negara yang masyarakatnya terdidik dengan baik. Edukasi menjadi kunci kemajuan suatu bangsa. Karena ketika sistem pendidikan berjalan dengan baik, maka jangka panjangnya pembangunan di berbagai bidang juga akan meningkat.

Sederhananya seperti ini, orang yang terdidik dengan baik akan lebih berkarakter, karakter ini membentuk potensi dan diri yang kemudian membuat dirinya mampu bersaing dan memperoleh hidup yang lebih sejahtera. Ketika seseorang sejahtera, ia akan mudah mendapatkan akses-akses serta informasi ke berbagai bidang, mulai dari teknologi, kesehatan, serta ekonomi.

Mereka tahu bagaimana meningkatkan taraf kehidupan dengan memanfaatkan teknologi. Mereka lebih sadar diri untuk hidup sehat karena akses informasi tak terbatas ada dalam genggaman sehingga terhindar dari penyakit-penyakit berbahaya yang merugikan. Karena terdidik, mereka bisa hidup lebih sehat, produktif dan sejahtera.

Orang yang berpendidikan dapat bekerja dan mendapat upah lebih layak. Jika tidak, mereka juga bisa memulai bisnis dan membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. Memang untuk jadi pengusaha tidak ada syarat harus mengenyam pendidikan tinggi, tapi bukan berarti mereka tidak mempelajari suatu keahlian khusus atau berusaha lebih giat lagi.

Ketika orang-orang yang teredukasi dengan baik ini bekerja dan menghidupi dirinya dengan layak, maka kesejahteraan masyarakat juga akan meningkat. Ketika kesejahteraan meningkat, negara juga akan lebih maju.


Contoh Edukasi Terbaik dari Negara Paling Bahagia di Dunia

Tahun ini Finlandia menjadi negara paling bahagia di dunia. Data ini didapat dari World Happiness Report 2018 yang dikeluarkan oleh PBB. Peringkat ini ditentukan berdasarkan penilaian terhadap banyak aspek, beberapa di antaranya dari kekuatan ekonomi dan tingkat harapan hidup.

Jika mau ditelusuri, Finlandia selain sebagai negara paling bahagia ini juga memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia. Itu dijelaskan dalam video yang diunggah di Facebook World Economic Forum berjudul This is why Finland is one of the best places in the world to be a student.





Di Finlandia murid jarang diberikan Pekerjaan Rumah (PR), sebaliknya mereka lebih banyak didorong untuk bermain. Sekolah juga boleh mengatur jam belajarnya sendiri. Anak-anak di sana memperoleh kesetaraan untuk mendapatkan kesempatan yang sama dalam mengenyam pendidikan.  Profesi guru juga dihormati dan dihargai tinggi, serta dibayar dengan layak.

Finlandia menggelontorkan sekitar 1, 2% dari GDP untuk pendidikan. Jumlah ini lebih banyak dibanding negara-negara OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) lainnya yang hanya berkisar 0.8 %

Tahun ini Indonesia mengalami penurunan peringkat dalam daftar World Happiness Report. Indonesia yang sebelumnya berada di peringkat 81 menjadi peringkat 96 dari 156 negara. Berkaca dari Finlandia, ternyata ada korelasinya sistem pendidikan yang maju dengan tingkat kebahagiaan bangsa. Jika Indonesia bisa memperbaiki kualitas pendidikannya dan masyarakat yang terdidik dengan baik semakin banyak jumlahnya, bangsa kita tidak hanya lebih maju, tapi juga sekaligus akan lebih bahagia.

Foto feature image: Aprillia Ramadhina

Selasa, 27 Februari 2018

Review Novel: Revenge, Balas Dendam Perempuan yang Dikhianati Kekasih dan Sahabat

Februari 27, 2018 6



“Kekasihnya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri”. Itu bunyi kalimat pertama dari blurb novel Second Chance Series: Revenge yang ditulis oleh Anggun Prameswari. Eleandra Ghani, seorang penulis diceritakan mengalami kecelakaan setelah sebelumnya mendapati perselingkuhan sang kekasih, Dante dengan sahabatnya, Mischa. Kecelakaan yang membuat Lea nyaris mati tapi "hidup kembali" itu mengantarkannya berkenalan dengan kafe Second Chance. 

Di kafe inilah Lea menemukan sebuah diari vintage yang ia ambil diam-diam dan ternyata apa yang dituliskan di diari itu menjelma menjadi kenyataan. Diari ini menjadi senjata Lea untuk mulai melancarkan aksi balas dendamnya. Namun, dendam itu tidak membuatnya lega dan bahagia, justru membuat hidupnya semakin kacau balau. 

Membaca buku ini pembaca akan dibawa pada kisah pahit-getir yang dialami Lea. Bagaimana ambisinya untuk balas dendam ternyata juga menghancurkan dirinya sendiri. Untuk memahami gejolak emosi Lea, pembaca juga dibawa untuk menengok masa kecil Lea yang juga tidak bahagia. Ah, intinya menyedihkan. 

Lea itu sebenarnya sosok perempuan yang sangat kuat. Dia bisa lolos dari kematian sampai dua kali dalam kecelakaan mobil. Tapi sayangnya kesempatan untuk “hidup kembali” itu malah ia sibukkan untuk menuntaskan dendamnya.

Tapi, pembaca tidak hanya akan terseret pada kelamnya hidup Lea yang penuh amarah, melainkan juga akan merasakan transformasi seorang Lea. Bagaimana Lea memaafkan orang-orang yang menyakitinya. Lebih dari itu, bagaimana ia berupaya memaafkan dan berdamai dengan dirinya sendiri, serta mengikhlaskan hal-hal yang terjadi di masa lalu dan menjalani hidup sebaik-baiknya di masa sekarang.

“Jalan hidup mirip sungai. Mengalir ke percabangan yang berbeda-beda. Kita hanya bisa mengikuti arus, atau tenggelam karena berusaha melawannya.” – Pak Arief, pemilik kafe Second Chance (hal. 323)

Buku ini cocok dibaca oleh orang-orang yang pernah patah hati karena dikhianati, terutama yang masih menyimpan rasa sakit dan dendam di dalam hati. Buku ini mungkin tidak akan menyembuhkanmu, tapi paling tidak kamu tahu, akibat dari dendam yang tumbuh subur hanya akan menggerogoti diri dari dalam secara perlahan.

Buku ini juga cocok dibaca oleh orang-orang yang percaya pada keajaiban. Bahwa apa yang kita pikirkan, kita tuliskan memang bisa menjadi doa atau mantra yang pada akhirnya menjadi kenyataan. Karena itu hati-hatilah dengan keinginan yang timbul saat sedang patah hati. Bisa saja kita jadi meninginkan hal buruk agar terjadi pada orang lain, yang nyatanya bisa jadi berbalik terjadi pada kita sendiri. Kalau memang hal buruk yang kamu inginkan, apa kamu sungguh siap dengan segala konsekuensinya?

Pada akhirnya, kesempatan kedua yang diberikan kehidupan pada kita,  memang lebih baik dimanfaatkan sebaik-baiknya, bukan disia-siakan begitu saja. Karena hidup memang tidak hanya berisi hal yang manis-manis saja, tapi juga pahit. Tidak hanya tentang jatuh cinta tapi juga patah hati. Bahagia juga derita. Apakah ingin terus berkubang menyiksa diri atau bangkit dan lebih memelihara hidup, itu sepenuhnya adalah pilihan.

“Kalau sudah jodoh, pasti akan ada jalannya untuk bersama. Kalau jodoh pasti jadi milik. Kalau bukan jodoh, tidak bisa dipaksa.” – Pak Arief, pemilik kafe Second Chance (hal. 51)
Jleb banget, ya. Kalimat-kalimat pak Arief di novel ini banyak yang akan bikin kita merenung, deh. Asli, pengin belajar banyak sama pak Arief ini, gimana bisa dia sewoles itu jalanin hidup. Tokoh yang menurut saya paling mencuri perhatian ya beliau ini. Walaupun kemunculannya nggak terlalu sering, tapi meninggalkan banyak jejak yang lebih mudah diingat.

Selain ucapan-ucapannya pak Arief di novel ini yang tentunya juga menarik perhatian adalah kafe Second Chance itu sendiri. Kalau ada wujud benerannya pengin deh, mampir. Dan satu lagi juga yang paling saya suka dari novel ini adalah nama tokoh utamanya. Eleandra Ghani. Sangat memorable, enak disebut, dan bagus aja gitu kesannya. Sesuai banget sama karakter tokohnya.

BTW, Ini buku pertama di 2018 yang saya ulas di blog. Udah lama banget nggak review buku, hahaha. Karena udah lama juga nggak baca buku sampai tuntas. Kalau kamu, buku apa yang terakhir kamu baca? Share di kolom komentar ya! Siapa tahu bisa jadi bacaan baru saya juga :D.


Judul  : Second Chance Series: Revenge
Penulis          : Anggun Prameswari
Penerbit        : Falcon Publishing, Jakarta
Tahun terbit   : Februari – 2018

Jumlah halaman      : 346

Minggu, 25 Februari 2018

Sarapan Super untuk Super Mom

Februari 25, 2018

Setiap ibu adalah seorang Super Mom bagi keluarganya. Dengan segala ketidaksempurnaannya, dengan segala kekurangan dan keterbatasannya. Entah itu ibu rumah tangga, ibu bekerja di luar atau ibu yang bekerja di rumah, semua ibu yang berdedikasi untuk keluarganya adalah luar biasa dengan caranya sendiri. Apa pun peran yang melekat, atribut yang dikenakan, setiap ibu pada intinya istimewa.

Setiap orang butuh sarapan untuk bisa kuat menjalani hari. Apalagi ibu-ibu yang biasanya lebih mengutamakan perut keluarganya lebih dulu dibanding dirinya sendiri. Yang penting anak dan suami sudah makan, ibu mah bisa belakangan. Eitss, jangan sampai sebagai ibu, kita mengesampingkan sarapan ya, karena ini wajib! Supaya bisa tahan banting ngurus segala macam hal, mulai dari pekerjaan rumah tangga, mengasuh anak, belum lagi kalau juga bekerja di luar rumah. Apa pun aktivitas yang akan dilakukan, jangan pernah melewatkan sarapan.

5 Manfaat Sarapan Sehat Sebelum Jam 9 Pagi

 
Foto: dok. pribadi


Usahakan selalu sarapan sehat sebelum jam 9 pagi. Sarapan sehat yang dimaksud adalah yang memenuhi pola gizi seimbang, yakni terdapat sumber karbohidrat, protein, lemak dan vitamin/mineral. Untuk tahu berapa kebutuhan gizi tiap individu berdasarkan usia dan jenis kelamin bisa dilihat di tabel Angka Kecukupan Gizi. Kenapa sarapan sebaiknya dilakukan sebelum jam 9? Karena antara pukul 7 hingga 9 pagi adalah waktunya terjadi penyerapan nutrisi di usus kita. 

Dengan sarapan sebelum jam 9 kita membantu memenuhi kebutuhan gizi harian sebanyak 15 - 30%. Sarapan menjadi bahan bakar kita untuk berpikir, bekerja, dan melakukan aktivitas lainnya. Selain untuk kesehatan fisik, sarapan juga bermanfaat untuk kesehatan mental, lho! Berikut ini 5 manfaat sarapan yang perlu kamu ketahui seperti disarikan dari artikel “10 Reasons You Should Never Skip Breakfast” di Doctoroz.com

1. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Kamus sering gampang sakit akhir-akhir ini? Jangan salahin cuaca. Mungkin sebabnya karena kamu jarang sarapan sehat. Menurut suatu penelitian di Cardiff University di Wales, sarapan pagi mengurangi risiko terkena flu dan batuk pada partisipan yang diteliti. Nutrisi penting yang terkandung dalam sarapan kita membantu memelihara sel-sel yang dapat melawan penyakit, infeksi dan peradangan yang pada akhirnya mendukung pertahanan sistem kekebalan tubuh kita.

2. Membantu Menjaga Berat Badan

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada laki-laki selama lebih dari 10 tahun, mereka yang rutin sarapan, berat badannya cenderung lebih stabil dibanding mereka yang malas sarapan. Ini lebih dikarenakan ketika seseorang sarapan, maka akan mencegahnya makan secara berlebihan di siang hari yang bisa berdampak pada kenaikan berat badan.

3. Menurunkan Risiko Penyakit jantung

Foto: dok. pribadi



Sarapan tidak hanya tentang untuk menambah energi, tapi juga bisa menurunkan risiko penyakit berbahaya seperti penyakit jantung. Sebuah penelitian di Harvard menemukan bahwa pria dewasa yang sarapan teratur cenderung tidak menderita penyakit jantung. Alasan yang dikemukakan peneliti adalah ada kecenderungan orang-orang yang melewatkan sarapan kemudian mengemil di malam hari yang justru mengacaukan ritme hormon tubuh yang bisa mengarah pada diabetes, tekanan darah tinggi atau kolesterol tinggi, yang pada akhirnya berbahaya bagi jantung.

4. Meningkatkan Konsentrasi

Sarapan pagi dapat memberi manfaat pada otak, terutama perihal konsentrasi, apalagi pada anak-anak. Penelitian telah membuktikan bahwa anak-anak yang sarapan pagi lebih mungkin memiliki nilai pelajaran yang lebih tinggi dan jarang tidak masuk kelas karena sakit. Sarapan membuat anak-anak lebih konsentrasi karena terpenuhinya energi dari nutrisi makanan yang dikonsumsi di pagi hari. Anak-anak yang bersemangat dan penuh konsentrasi menyimak penjelasan guru di kelas tentu akan lebih mudah mencetak prestasi baik di sekolah.

5. Memperbaiki Mood dan Suasana Hati

Kamu ngerasa gampang banget marah seharian atau justru sedih terus? Mungkin bukan karena lagi PMS. Bisa aja karena belum sarapan. Karena sarapan punya dampak besar untuk memengaruhi suasana hati. Makanan yang tepat akan mendongkrak mood kamu. Pilih sarapan yang kaya protein dan serat untuk membuat kamu terhindar dari stres.


Sarapan Super Saya Energen Rasa Jagung
Foto: dok. pribadi



Karena banyaknya manfaat dari sarapan, kita harus cerdas memilih sarapan yang tepat. Nah untuk jadi Super Mom, setiap paginya biasanya saya sarapan kalau nggak roti, ya buah. Yang mudah-mudah aja. Tapi, saya juga lengkapi menu sarapan saya dan keluarga dengan Energen. Energen rasa jagung favorit saya.

Dengan membiasakan sarapan sehat sebelum jam 9 pagi, saya dan keluarga jadi lebih sehat, aktif dan produktif. Sepiring buah dan segelas Energen buat saya berenergi dan membuat mood bagus seharian. Saya jadi happy ngurus anak, ngerjain kerjaan rumah tangga, nulis blog dan kegiatan lainnya.

Saya sendiri suka banget sama Energen yang rasa jagung. Karena ada bulir jagung aslinya yang kaya kalori, jadi bikin kenyang lebih lama. Aromanya juga nenangin banget. Dalam satu kemasan Energen sudah terkandung susu, sereal, telur, dan vitamin serta mineral dalam Sigmavit. Dalam telur terkandung protein, sementara sereal dan susu mengandung karbohidrat dan lemak. Sigmavit itu paduan Vitamin A, B1, B2, B6, B12, D, E dan Asam Folat serta kalsium. Jadi dalam Energen sudah terdapat gizi yang lengkap dan seimbang. Itu yang bikin kita berenergi.

Oh ya Energen selain baik untuk sarapan bisa juga dikonsumsi saat istirahat siang hari atau malam hari. Kadang saya minum sebelum tidur. Efektif mengusir lelah dan capek. Biar tidur lebih nyenyak dan bangun pagi lebih segar. Energen terdiri dari lima varian rasa. Nggak cuma rasa vanila dan cokelat serta jagung, tapi juga ada rasa jahe yang bisa bikin tubuh lebih hangat serta rasa kacang hijau yang kaya serat dan dapat menjaga sistem pencernaan.

Pekan Sarapan Nasional 2018

 
Foto: Facebook Energen



Sayangnya, walau sarapan memberi banyak manfaat, masih banyak masyarakat yang melewatkannya baik sengaja maupun tidak sengaja. Karena itu untuk mendorong masyarakat agar melakukan sarapan sehat, diadakan Simposium Nasional Sarapan Sehat pada tahun 2012 yang merekomendasikan perlu adanya Pekan Sarapan Nasional sebagai bentuk sosialisasi pentingnya makan pagi. 

Hasilnya, ditetapkanlah tanggal 14 - 20 Februari sebagai Pekan Sarapan Nasional. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai momentum berkala setiap tahunnya yang mengingatkan masyarakat bahwa sarapan dapat mendukung terciptanya masyarakat yang sehat, cerdas dan produktif.

Energen juga turut berkontribusi dalam peringatan ini, dengan melakukan serangkaian kegiatan berbagi sarapan sehat di sekolah-sekolah di Indonesia. Selama tahun 2018 ini, Energen bersama dengan Ikatan Dokter Indonesia telah membagikan sarapan sehat untuk 2,2 juta anak sekolah di lebih dari 3.000 sekolah. Selain itu, Energen juga bekerja sama dengan Pergizi Pangan (Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia), mengadakan tes gizi kepada anak-anak di masing-masing sekolah.

Well, sudah tahu, kan apa saja manfaatnya sarapan. Yuk, mulai sekarang biasakan sarapan sehat sebelum jam 9 pagi!
Gambar: Aprillia Ramadhina

Gambar: energen.co.id


Foto feature image: Aprillia Ramadhina

Referensi:

http://energen.co.id
http://gizi.depkes.go.id/pgs-2014-2
https://www.facebook.com/EnergenID/