Stasiun MRT Dukuh Atas. Foto: Aprillia Ramadhina. |
Beberapa hari ke belakang, ramai sekali diberitakan tentang sebuah
tempat baru di Blok M bernama M Bloc Space. Saya pun penasaran ingin tahu seperti apa
tempatnya. Ditambah saya memang berniat mencoba naik MRT yang juga ada di Blok
M. Jadi, saya pun berniat mengunjungi M Bloc Space yang lagi ngehits dan wisata
transportasi dengan mencoba naik MRT. Untuk sampai di Blok M, saya terlebih
dulu harus ke Ciledug terlebih dulu.
Dulu, Pilihan Transportasi dari Ciledug - Blok M hanya Menggunakan Metromini
Bus TransJakarta. Foto: Aprillia Ramadhina. |
Sebelum ada bus TransJakarta dari Puri Beta - Blok M, transportasi umum yang bisa dipilih hanya menggunakan Metromini. Selain tidak nyaman, naik Metromini rasanya juga kurang aman.
Supirnya kadang ugal-ugalan. Belum lagi kalau sudah malam, lampunya
remang-remang. Penumpang bebas merokok dan kalau turun hujan, betapa sesak
berada di dalamnya. Lelah di perjalanan bisa menjadi tiga kali lipat dari lelah
di pekerjaan. Belum lagi macetnya, bisa tiga jam lebih di jalan.
Semenjak beroperasinya bus TransJakarta di halte Puri Beta sejak Agustus 2017, perjalanan dari Ciledug ke Blok M jadi lebih
nyaman. Memang harus menuju halte Puri Beta terlebih dulu. Tapi tentunya tidak
terlalu jauh. Dari Ciledug bisa naik angkutan kota (angkot) atau ojek online.
Walau terkadang berdiri, tapi yang penting di dalam busnya ber-AC. Dan tentunya
tidak ada yang merokok, sehingga bisa bernapas lebih lega.
Selain itu, jalur bus TransJakarta menuju Blok M ini punya jalur
sendiri mulai dari halte yang berada di depan kampus Budi Luhur. Bus melaju di
atas jalan layang, benar-benar khusus untuk bus TransJakarta dan tidak ada
kendaraan lainnya. Jadi nggak kena macet sama sekali.
Selain ke arah Blok M yang tentunya juga melewati Tendean, ada bus
TransJakarta lainnya dari Puri Beta yang ke arah Kuningan dan Pancoran. Wah,
ini sangat menguntungkan untuk orang-orang Tangerang yang kerja di Jakarta.
Senangnya lagi, semua kenyamanan itu hanya perlu mengeluarkan biaya Rp 3.500!
Selama tidak ke luar halte, mau transit di halte mana pun tidak perlu
mengeluarkan biaya tambahan lagi. Hemat banget, kan!
Dari Puri Beta menuju Blok M tentu tidak perlu transit lagi, jadi tinggal duduk nyaman, tahu-tahu sudah sampai tujuan. Dulu, kalau naik Metromini ke arah Blok M, sampai sana pasti sudah kucel. Rambut lepek karena berkeringat. Tapi karena pakai bus TransJakarta, sampai Blok M penampilan masih kece!
Bus TransJakarta merupakan salah satu BRT (Bus Rapid Transit) yang dimiliki negara kita. Selain di Jakarta, terdapat juga BRT di kota lainnya seperti di Semarang, Denpasar, Bandung, Yogyakarta dan lain-lain. Dalam lima tahun terakhir (2015 – 2019) telah dilakukan pengadaan sebanyak 2.128 unit bus di kota-kota besar di Indonesia.
Dari Puri Beta menuju Blok M tentu tidak perlu transit lagi, jadi tinggal duduk nyaman, tahu-tahu sudah sampai tujuan. Dulu, kalau naik Metromini ke arah Blok M, sampai sana pasti sudah kucel. Rambut lepek karena berkeringat. Tapi karena pakai bus TransJakarta, sampai Blok M penampilan masih kece!
![]() |
Pengadaan Bus Rapid Transit (BRT) selama lima tahun terakhir. Sumber; Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. |
Bus TransJakarta merupakan salah satu BRT (Bus Rapid Transit) yang dimiliki negara kita. Selain di Jakarta, terdapat juga BRT di kota lainnya seperti di Semarang, Denpasar, Bandung, Yogyakarta dan lain-lain. Dalam lima tahun terakhir (2015 – 2019) telah dilakukan pengadaan sebanyak 2.128 unit bus di kota-kota besar di Indonesia.
Bahkan, karena BRT juga, kota Jakarta masuk ke dalam jajaran tiga
kota terbaik di dunia dalam hal inovasi transportasi di ajang tahunan
Sustainable Transport Award (STA) 2020. Pemenangnya nanti akan diumumkan di
Washington D.C., Amerika Serikat pada bulan Januari 2020. Keren, ya?
M Bloc di kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Foto: Aprillia Ramadhina. |
Letak M Bloc Space sendiri ternyata tepat berada di dekat tikungan
terminal Blok M. Jadi setelah turun di halte bus tinggal jalan kaki ke sana.
Karena masih cukup baru, banyak juga yang berfoto-foto di sana. Tempatnya memang
seru, bergaya vintage dan banyak pilihan tempat nongkrong, mulai dari kafe,
tempat belanja pernak-pernik hingga album musik dan piringan hitam serta tempat untuk foto-foto di
depan mural yang keren.
Dulu, Belum Ada MRT (Mass Rapid Transit)
![]() |
Stasiun MRT Blok M. Foto: Aprillia Ramadhina. |
Setelah ngopi dan mengetik sebagian tulisan di laptop, saya pun
melanjutkan perjalanan. Sebenarnya bisa saja saya pulang kembali ke Tangerang
dengan menggunakan bus TransJakarta lagi ke arah Ciledug. Tapi, saya ingin
menggunakan cara yang berbeda. Dalam sehari itu, saya memang berminat
menggunakan beragam moda transportasi. Karena memang ingin melihat lebih banyak
lagi pemandangan kota Jakarta.
Karena sudah sejak lama ingin coba MRT akhirnya kesampaian juga! Dari M Bloc Space saya jalan kaki sedikit ke stasiun MRT Blok M. Karena saya
sudah punya uang elektronik, saya tidak perlu membeli tiket MRT lagi.
Stasiun MRT tampak luas dan nyaman. Selain itu, terdapat pintu
yang membatasi antara peron dengan rel. Ini yang sedikit berbeda dengan stasiun
KRL, di mana tidak adanya pembatas antara peron dengan rel. Akan tetapi, dari
segi kursi, tentu lebih nyaman KRL yang kursinya empuk. Hanya saja tentunya KRL
tidak ada di sekitar Blok M ya, hehehe.
Saat itu, penumpang yang naik tidak terlalu banyak. Jadi, terasa
luas dan tidak ada penumpang yang berdiri. Saya pun bebas melihat pemandangan
di luar dari jendela MRT. Tujuan saya adalah stasiun Dukuh Atas. Karena niatnya
saya akan melanjutkan pulang ke Tangerang dengan naik KRL dari stasiun
Sudirman.
Stasiun MRT Dukuh Atas. Foto: Aprillia Ramadhina. |
Ternyata stasiun MRT Dukuh Atas ini letaknya di bawah tanah.
Jadinya full AC! Sejuk banget! Jadi betah berlama-lama di stasiunnya. Untuk tarif MRT Jakarta, dari stasiun Blok M ke Dukuh Atas sebesar Rp 7.000. Memang sedikit lebih mahal
dari bus TransJakarta, ya. Tapi tentunya lebih nyaman dan jelas lebih cepat!
Dari Blok M ke Sudirman makan waktu nggak sampai 15 menit.
![]() |
Tarif MRT Jakarta. Sumber: www.jakartamrt.co.id |
Awalnya, saya nggak tahu seberapa dekat stasiun MRT Dukuh Atas
dengan stasiun kereta Sudirman. Ternyata dekat banget. Cuma tinggal nyebrang.
Dan enaknya lagi, bebas nyebrang tanpa takut ada mobil lewat, karena jalannya
memang ditutup dan cuma boleh dilalui pejalan kaki.
Dulu, seinget saya, sebelum ada MRT, jalanan ini masih bebas dilewatin kendaraan. Jadinya kalau mau nyebrang rada ngeri-ngeri sedap gitu. Uniknya lagi, di terowongannya dibuatkan mural yang ciamik juga. Wah, jadinya berasa makin “nyeni”, deh kota Jakarta!
Dulu, seinget saya, sebelum ada MRT, jalanan ini masih bebas dilewatin kendaraan. Jadinya kalau mau nyebrang rada ngeri-ngeri sedap gitu. Uniknya lagi, di terowongannya dibuatkan mural yang ciamik juga. Wah, jadinya berasa makin “nyeni”, deh kota Jakarta!
Stasiun MRT Dukuh Atas. Foto: Aprillia Ramadhina |
Dengan berdekatannya antara stasiun MRT Dukuh Atas dan stasiun KRL Sudirman serta Stasiun BNI City untuk yang mau naik Kereta Api Bandara, memudahkan para penumpang yang hendak berganti moda transportasi. Memang
kawasan ini merupakan kawasan integrasi antar moda. Saya pun langsung menuju
stasiun Sudirman untuk menunggu kereta ke arah stasiun Duri tempat saya transit
berganti kereta ke arah Tangerang.
Dulu, Masih Ada KRL (Kereta Rel Listrik) yang Non-AC dan Tak Berpintu
![]() |
KRL Jabodetabek. Foto: Aprillia Ramadhina. |
Saya pernah merasakan masa di mana orang-orang duduk di atap
gerbong kereta. Mengerikan bukan? Gerbong-gerbong kereta pun tak punya pintu.
Rasanya kapan saja tubuh ini bisa terpental ke luar. Tak adanya informasi
tentang setiap stasiun yang berhenti. Kadang jadinya kelewatan. Kereta bukan
pilihan yang aman dan nyaman, apalagi selamat. Tak ada jadwal yang jelas dan
tepat.
Tapi, kini kereta jadi pilihan utama untuk yang mau tiba dengan
cepat di tujuan. Bagaimana tidak, kereta tidak pernah tidak tepat waktu.
Terlambat dua menit saja sudah terpaksa harus menunggu kereta selanjutnya lagi.
Lama waktu di jalan pun bisa lebih diprediksi. Sejak tahun 2013, pemerintah
telah menghapus kereta ekonomi non-AC. Tidak ada lagi penumpang yang nangkring
di atap kereta atau bergelantungan di pintu. juga tak ada lagi pengamen dan
pedagang asongan yang bebas berdagang di dalam gerbong.
![]() |
Stasiun KRL Sudirman. Foto: Aprillia Ramadhina. |
Tidak heran kalau penumpang KRL selalu banyak, apalagi pada saat
jam-jam berangkat dan pulang kerja. KRL bisa dibilang moda transportasi umum
yang digemari para pekerja kantoran yang rumahnya berada di luar Jakarta. Karena
memang banyak sekali, kan pekerja di Jakarta itu tinggalnya di Bekasi, Bogor,
Depok dan Tangerang. Untuk menuju Jakarta dari daerah Bodetabek dengan waktu yang
relatif cepat, tentu KRL menjadi pilihan utama.
Semoga ke depannya MRT juga sampai ke kota-kota penyangga Jakarta,
ya! Seperti halnya KRL dan bus TransJakarta, hehehe. Boleh dong berharap, ya
nggak?
Kini, Bukan Hanya Moda Transportasi yang Semakin Baik, Stasiun dan Bandara Juga Semakin Cantik
![]() |
Stasiun KRL Palmerah. Foto: Aprillia Ramadhina. |
Saya telah memaparkan sedikit perbedaan dari pengalaman saya
sebagai pengguna transportasi umum pada masa lalu dan masa sekarang. Saya senang moda transportasi negara ini telah
berkembang semakin baik, dan sudah sangat-sangat jauh berbeda sekali dengan
masa lalu.
Selain itu, bukan hanya moda transportasinya yang telah banyak
dibenahi, tapi juga stasiun dan bandaranya. Banyak stasiun dan
bandara yang direhabilitasi dan menjadi lebih cantik. Saya sendiri sudah
melihat stasiun Palmerah, Sudirman, Manggarai, Kota, dan Poris yang sudah
banyak berubah. Bahkan, di beberapa stasiun juga banyak toko-toko seperti mini
market, kafe, restoran dan toko lainnya yang memudahkan penumpang untuk mengisi
perut atau belanja sesuatu sebelum berangkat ke tempat tujuan. Memang selama lima tahun terakhir ini, tidak hanya renovasi stasiun yang digencarkan tapi juga ada pembangunan 45 unit stasiun kereta api.
![]() |
Pembangunan dan pengembangan infrastruktur transportasi kereta api (KA) dalam kurun waktu tahun 2015 - 2019. Sumber: Kementerian Perhubungan Indonesia. |
Bandara pun juga begitu. Tidak hanya bandara Soekarno-Hatta saja
yang banyak berubah, bahkan sewaktu saya pulang kampung ke Semarang tahun lalu, bandara Ahmad Yani juga sudah
jauh berbeda. Rasanya sampai pangling! Hehehe. Selain melakukan rehabilitasi bandara, terdapat 15 bandara baru yang dibangun dari tahun 2015 - 2019.
Tentunya dalam 5 tahun ke belakang, negara ini telah banyak berubah. Tapi, perubahan yang paling terasa di mata saya tentu dari sisi sarana transportasi publiknya. Memang masih banyak lagi hal yang harus dibenahi, tapi melihat upaya dan realisasinya selama beberapa tahun ini, tentu kerja pemerintah telah layak mendapatkan apresiasi.
Tentunya dalam 5 tahun ke belakang, negara ini telah banyak berubah. Tapi, perubahan yang paling terasa di mata saya tentu dari sisi sarana transportasi publiknya. Memang masih banyak lagi hal yang harus dibenahi, tapi melihat upaya dan realisasinya selama beberapa tahun ini, tentu kerja pemerintah telah layak mendapatkan apresiasi.
![]() |
Bandara Ahmad Yani, Semarang. Foto: Aprillia Ramadhina. |
Semua kemajuan ini, tentunya berkat kerja keras dari Kementerian
Perhubungan yang terus menggencarkan berbagai pembangunan infrastruktur
transportasi darat, laut, udara dan perkeretaapian. Sarana transportasi yang
aman dan nyaman tentunya dapat menunjang aktivitas masyarakat dalam berbagai
bidang kehidupan yang berkaitan dengan mobilitas orang dan barang, mulai dari
kegiatan perekonomian, perindustrian, hingga pariwisata.
![]() |
Pembangunan bandara dalam kurun waktu 2015 - 2019. Sumber: Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. |
Dengan semakin berkembangnya transportasi di berbagai daerah
terutama tempat-tempat wisata yang belum terjamah, dapat meningkatkan minat
wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk mengunjungi negara kita.
Karena tak bisa dimungkiri, masih banyak tempat-tempat indah di Indonesia yang
berpotensi besar menjadi primadona wisata tapi sulit dijangkau karena belum
adanya akses dan moda transportasi yang memadai. Jika transportasinya unggul,
maka negaranya juga akan semakin maju.
Untuk kamu yang ingin tahu lebih lanjut lagi mengenai perkembangan transportasi di Indonesia bisa mengunjungi website Kementerian Perhubungan dan Instagram @kemenhub151. Selengkapnya mengenai perkembangan transportasi nasional mulai dari infrastruktur transportasi darat, laut, udara dan perkeretaapian selama 5 tahun terakhir bisa kamu lihat di sini: Laporan Kinerja 5 Tahun Pembangunan dan Pengembangan Transportasi Indonesia.
Untuk kamu yang ingin tahu lebih lanjut lagi mengenai perkembangan transportasi di Indonesia bisa mengunjungi website Kementerian Perhubungan dan Instagram @kemenhub151. Selengkapnya mengenai perkembangan transportasi nasional mulai dari infrastruktur transportasi darat, laut, udara dan perkeretaapian selama 5 tahun terakhir bisa kamu lihat di sini: Laporan Kinerja 5 Tahun Pembangunan dan Pengembangan Transportasi Indonesia.
Ah, akhirnya saya berhasil merampungkan sebuah cerita yang saya
tulis dalam catatan di ponsel saya selama berada di dalam bus TransJakarta, KRL dan
MRT. Sepanjang perjalanan ini telah memberikan saya banyak inspirasi. Kadang
dalam kepergian dan kepulangan, yang menjadi penting bukan hanya tempat
tujuannya, tapi juga perjalanannya. Saya mungkin tak pandai menulis tentang
perjalanan, tapi saya senang menulis dalam perjalanan.
Melakukan perjalanan dengan transportasi umum memberikan
pengalaman berwisata juga. Melihat pemandangan di luar dari jendela kereta.
Orang-orang yang lalu lalang di stasiun. Mereka yang bergegas dan terburu,
mereka yang melambatkan langkah dan menunggu.
Beraneka ragam wajah, dari yang terlihat lelah sampai yang
termangu. Membayangkan dari mana mereka mengawali perjalanan dan ke mana mereka
hendak menuju. Aktivitas apa yang telah mereka lalui dan apa yang selanjutnya
akan mereka lakukan sesampainya di tujuan. Semua menjadi pengalaman yang
terekam dalam kepala dan dapat berkembang menjadi imajinasi untuk banyak cerita.
Satu cerita di dalam ponsel siap dituliskan lebih rapi ke dalam
laptop untuk menjadi sebuah tulisan di blog. Tentang sebuah negeri yang telah
berupaya membenahi diri. Tentang sebuah negeri, yang transportasinya telah
banyak direhabilitasi.
Hahaha...aku ngerasain banget naik metromini 69. Aku kan alumni Budiluhur. Tapi aku juga belom pernah nyobain TJ yg jurusan Ciledug Mampang. Klu yg lain sih udah. Transportasi sekarang emang lebih nyaman dan aman yaak
BalasHapusHoho iya. Sekarang aku bahkan dah ga pernah naik Metromini lagi. Kalo ga bus TransJak, kereta ya ojol. Itu aja pilihannya sekarang hahaha.
HapusBuatku yg blm pernah naik MRT, ini tuh kaya racun banget kak. Kaya lgsg nancep dipikiran, besok lusa kl main ke jkt mesti nyobain MRT. Hhh
BalasHapusya ampun baru ngeh sama komen-komen hiks. Iya semoga menikmati ya kalo nanti naik MRT :)
HapusMeski gak tinggal di Jakarta, tapi rasanya ikut bangga melihat perkembangan moda transportasi di Jakarta. Soal naik kereta api, aku juga suka banget, dan naik kereta api sekarang jauh lebih nyaman ya :)
BalasHapusSemoga daerah lain juga bisa semakin baik transportasinya :)
HapusTernyata tarif MRT Jakarta, dari stasiun Blok M ke Dukuh Atas sebesar Rp 7.000, lebih mahal sedikit dari bus TransJakarta ya.😁
BalasHapusIya lebih mahal, tapi emang jauh lebih sepi juga kalo dibanding Bus TJ
HapusKeren banget ya suasana dalem stasiun MRT. Berasa kayak di luar negeri, ehehehe.
BalasHapusSedih nih, semenjak pindah ke Depok, saya belom kesampean nyobain MRT :(
Fajarwalker.com
Iya dan adem sih sebenernya potensial buat jadi tempat nongkrong di stasiun-stasiunnya, tapi masih sepi sih tenant-nya juga
HapusAwal aku hijrah ke jkt awal thn 2013 aku ngrasain bgt kemana2 cuma naik angkot, metromini atau busway, naik KRL pun jarang karna masih takut, eh skrg pun aku udah coba MRT & LRT yang jauh lebih nyaman hehehe
BalasHapusIya sekarang kayaknya udah sepi ya penumpang metromini dan angkot
HapusSampai saat ini belom pernah nyobain MRT...
BalasHapusRencana mau coba bulan-bulan ini, eh malah ada Corona...
jadi ditunda deh!
Nanti kalau udah gak Corona yes, enak naik MRT tapi emang buat jalan-jalan doang, haha, tetep KRL deh yang utama kalo untuk kemana-mana
Hapus