Kamis, 31 Desember 2015

Terima kasih banyak 2015

Desember 31, 2015 0
Tahun 2015 telah mengajarkan saya banyak hal, melalui kejutan-kejutannya. Dan saya bersyukur atas semua itu. Resolusi saya tahun 2015 yang saya yakini hanya ingin menambah berat badan 5 kg, dan ternyata menjelang akhir 2015 berat saya naik paling banyak 7 kg. Alhamdulillah. Ini daftar kejutan luar biasa yang sebenarnya tidak masuk resolusi tapi membuat hidup saya menjadi penuh warna di tahun 2015.

Melepas masa quarter life crisis

Dulu, saya tidak terlalu menghiraukan apa itu quarter life crisis, sampai saya mengalaminya sendiri. Perasaan cemas yang berlebihan, rasa khawatir yang luar biasa besar akan masa depan, dan hal-hal lainnya yang jelas-jelas membuat jiwa saya tidak stabil. Emosi saya kerap berganti drastis, saya merasa betul ada yang tidak beres. Menjelang akhir 2014 saya kehilangan kekasih yang telah berhubungan selama 4 tahun lamanya, tempat saya bekerja tutup, saya berusaha menghidupi diri dengan bekerja serabutan. Di masa-masa sulit ini saya ditemani seseorang yang mengiringi langkah saya, mendengar keluh kesah saya, sehingga perlahan masa sulit itu terlewati dan jiwa saya kembali stabil.


Menjadi freelancer selama setahun

Dulu, sewaktu masih menjadi pekerja full time di satu tempat, saya penasaran sekali ingin mencicipi bagaimana rasanya bekerja sambilan. Nyatanya keinginan saya terwujud, saya resmi menjadi freelancer sejak bulan Oktober 2014 sampai September 2015.

Mengenal dunia startup

Masih terkait menjadi freelancer, saya mendapat tawaran untuk menjadi kontributor di Hitsss.com, portal news baru di bawah naungan Mobiliari Group yang juga membawahi majalah Indonesia Tatler. Di sini, saya cukup banyak mengulas profil lagi, bidang yang saya senangi. Dan lebih dari itu saya berkenalan dengan dunia startup, dan orang-orang di belakangnya. Di Hitsss, saya mendapat kesempatan menulis tentang profil pendiri Bukalapak, Achmad Zaky, pendiri Belowcepek, Riana Bismarak, pendiri Tiket.com, Natali Ardianto, pendiri Nulisbuku, Ollie, pendiri Sribu dan Sribulancer, Ryan Gondokusumo, pendiri Ceritera, Edward Suhadi, pendiri Alvin T, Alvin Tjitrowirjo, pendiri Hello Motion, Wahyu Aditya, pendiri Berrykitchen, Cynthia Tenggara, pendiri Cotton Ink, Ria Sarwono dan Carline Darjanto dan para pekerja kreatif lain yang kece-kece, seperti kurator Asep Topan, penulis skenario Haqi Achmad, desainer grafis Emte atau Muhammad Taufiq, pemain bass Payung Teduh, Comi Aziz Kariko,  desainer mode Tex Saverio, aktor Chicco Jerikho, stand up comedian Muhadkly Acho, musisi mudaTesla Manaf untuk hal ini saya berterima kasih kepada mbak Dewi Irma atas kesempatan dan kepercayaan yang diberikan.

Menulis Press Release

Jadi wartawan, biasanya nerima press release untuk suatu acara, di tahun ini saya ngerasain jadi yang menulis press release untuk dibagiin ke wartawan. Seru! Untuk hal ini saya berterima kasih sama Rhia Angrainy yang memberikan kesempatan ini untuk saya.

Meluncurkan buku Turn on the Radio

Buku ini mulai saya kerjakan sejak Oktober 2014, dan diluncurkan pada bulan Maret 2015. Sebelumnya saya tidak menyangka akan menerbitkan buku di tahun ini, peluncurannya pun begitu mengesankan, saya duduk bersama narasumber-narasumber di buku ini, penyiar dan mantan penyiar yang sukses! Bangga sekali melahirkan karya ini, untuk ini saya merasa perlu berterima kasih kepada editor Bukune, Edo, dan GM Oz Radio Jakarta, Addry Danuatmadja yang mempercayakan saya untuk menulis dan menyelesaikan buku ini. Juga untuk semua narasumber (termasuk mas Addry), Sogi Indra Dhuaja, Andhara Early, Nino “RAN”, Ringgo Agus Rahman, Petty S Fatimah, Nico Siahaan, Choky Sitohang, Denny Chandra, Annisa Pohan, Icha Rahmanti, Didit Maulana dan Kang Ganjar Suwargani, pendiri Oz Radio. Peluncurannya keren, di Beezy Café, Jaksel, diliput media-media, agak grogi gimana gitu :D.


Menuliskan catatan editor untuk buku fotografi Unseen Journey

Awalnya hanya dari Twitter. Seorang fotografer bernama Yudha Gunawan atau yang juga dikenal sebagai Yudha Apelgede, yang telah berkarir kurang lebih selama 15 tahun di bidang fotografi ngetweet kalau dia mau buat buku foto, dan setelah mention-mentionan, dia pun meminta saya untuk membantu prosesnya membuat buku tersebut, jadilah saya membantunya memilih foto, memberikan judul, dan akhirnya membuatkan catatan editor.

Bekerja di majalah Asri

Ini keberuntungan yang unik. Sewaktu kecil, saya sempat ingin menjadi arsitek, tapi kemudian berubah haluan setelah semakin dewasa. Ketika hendak skripsi, saya pernah mengajukan tema seputar arsitektur, tapi tidak saya lanjutkan, karena waktu yang terlampau mepet saya lebih memilih menyelesaikan skripsi tentang seni. Kini saya menjadi wartawan yang bekerja di media yang membahas arsitektur, bahkan lebih dari itu, desain interior, taman, lingkungan, wisata, seni, gaya hidup, dan tentu saja profil! Jadi saya bisa bertemu arsitek, dan seniman, bahkan arsitek yang sekaligus seniman. Sungguh sebuah keberuntungan yang menyenangkan.

Diwawancara radio


Nah untuk yang ini memang agak norak sedikit saya, hahaha. Maklum, wartawan biasanya kerjanya wawancarain orang, jadi pas dikasih tahu mau diwawancara, rasanya seneng, dan canggung. Untuk yang satu ini saya terima kasih sama Arye penyiar RRI Pro 2 Bengkulu yang menghubungi saya langsung untuk melakukan wawancara.


Mendirikan Meon Design

Ini yang juga paling menyenangkan di 2015, tepatnya di bulan Desember, justru di saat tahun 2015 akan berakhir. Saya bersama M. Arief Setiawan mendirikan Meon Design, untuk lebih jelasnya mengenai Meon Design, baca: Meon Design, Penyedia Jasa Desain Grafis

Minggu, 27 Desember 2015

Cinta, Perjalanan dan Eudaimonia

Desember 27, 2015 0


Judul Buku : Passport to Happiness
Penulis       : Ollie
Penerbit      : Gagas Media
Cetakan      : Pertama, 2015
Tebal          : 176 halaman


Perjalanan menjadi salah satu antibodi yang tidak perlu melibatkan zat-zat kimia. Hanya dengan melakukan perjalanan, imunitas seseorang dapat bertambah. Melakukan perjalanan seperti sebuah proses detoksifikasi yang membersihkan jiwa dan pikiran dari toksin-toksin yang bisa mengganggu keseimbangan tubuh.

Membaca buku Passport to Happiness yang ditulis Ollie, Anda akan merasakan, bahwa melakukan perjalanan lebih dari sekadar membahagiakan diri sendiri, tapi juga menyembuhkan dan menguatkan. Perjalanan membuat mantap keputusan-keputusan yang awalnya diragukan. Perjalanan membuat kita menjadi akrab dengan diri sendiri dan mengenal lebih baik siapa diri kita.

Eudamonia pernah dicetuskan oleh filsuf Socrates, sebagai bentuk kebahagiaan yang hakiki, kebahagiaan yang paripurna. Mengartikannya sebagai “kebahagiaan” (happiness) saja tentunya mereduksi makna dari eudaimonia itu sendiri. Dalam eudaimonia tercakup mengenai bagaimana seseorang menjalani hidup, pengetahuan yang didapat dan dimiliki, serta apa yang dipikirkan, diperbuat, dan diberikan kepada kehidupan. Eudaimonia merupakan keadaan seseorang merasakan well being, lengkap dan “terisi”. Dalam buku Passport to Happiness, Ollie sedang berbagi eudaimonia versi dirinya sendiri. Kepenuhan diri, ia dapatkan dengan melakukan perjalanan.

“Jika Anda sedang melalui ‘neraka’ dunia, keep walking. Perjalanan selalu memberi ruang bagi tenang untuk masuk ke dalam hati kita dengan cinta, bukan rasa khawatir atau takut. Perjalanan selalu menjadi jawabannya.” (hal. x)

Setelah perpisahan yang dialaminya, Ollie menyadari betul dirinya harus move on. Ia percaya dengan move on, ada kehidupan baru yang akan menantinya. Move on memang tidak selalu menjanjikan kebahagiaan atau kesempurnaan hidup dari yang telah dialami sebelumnya. Tapi move on tentu jauh lebih baik daripada membiarkan diri berkubang dan tertelan rasa nelangsa. Move on berarti bergerak, berpindah, entah pergerakan dan perpindahan itu akan mengantarkan pada sebuah “surga” dunia atau “neraka” dunia kedua, setidaknya proses dari move on itulah yang membuat ketenangan itu bisa didapat. Perjalanan membuat kita bisa berdialog lebih dalam dengan kegelisahan-kegelisahan yang menyelimuti hati dan pikiran.

Pretty Power
Ada yang menarik dalam buku ini ketika Ollie bertemu Ketut Liyer, di Bali, seorang medicine man yang ada dalam buku karya Elizabeth Gilbert, Eat, Pray, Love. Ketut Liyer mengatakan padanya untuk jangan lupa tersenyum dan memakai make up. Sebuah kalimat yang membuat Ollie sadar bahwa menjadi cantik itu menguatkan, ia menyebutnya sebagai pretty power. Dengan menjadi cantik seseorang akan lebih percaya diri, dan dengan percaya diri seseorang bisa mempunyai kekuatan untuk bisa membuat keputusan-keputusan yang berani.

Confidence is power. Dan menjadi cantik adalah salah satu jalan ke sana. Namun, at the end of the day, kenyamanan dan kebahagiaan ada pada saat kita bisa menjadi diri sendiri.” (hal. 76)

Kenyamanan menjadi diri sendiri memberikan energi yang bisa membantu seseorang menggapai tujuan hidupnya, termasuk keberanian untuk mencintai diri sendiri. Ketika cinta memberikan keraguan, dan kehadiran orang baru justru memberikan segudang tanya, Ollie memiliki keteguhan yang menyadarkan untuk bisa lebih dulu mencintai diri sendiri. ”Pengalaman sudah megajarkanku untuk selalu setia pada diri sendiri. Hidup terlalu singkat untuk dihabiskan dengan orang yang mempunyai nilai-nilai hidup yang berbeda.” (hal. 149). Untuk itu Ollie benar, sifat altruisme atau mengutamakan kepentingan orang lain, perlu ada tempatnya. Altruisme tidak sama dengan menyiksa diri sendiri. Mencintai diri sendiri, tidak lantas menjadikan seseorang menjadi egois.

Menjadi cantik membuat Ollie memiliki kekuatan untuk mengalahkan kelemahan-kelemahan yang bersemayam dalam diri. Perjalanan yang ia lakukan seorang diri ke tempat yang jauh adalah bagian dari kekuatan itu. Tidak banyak perempuan yang berani berpergian seorang diri mengembara dan menjelajah tempat-tempat yang tidak pernah disambangi sebelumnya.

Pada akhirnya, buku Passport to Happiness tidak hanya berisi kisah perjalanan biasa seseorang dalam mencari cinta. Buku ini dapat membuka mata hati Anda bahwa hidup bukanlah hal rumit yang harus sedemikian rupa diprediksi, tapi dialami dengan penghayatan dan kepekaan. Buku ini menjabarkan bagaimana cara Ollie menyembuhkan luka hati akibat perpisahan. Perjalanan membuatnya menemukan bahagia versi dirinya sendiri.
Happy ending? Apa itu happy ending? Bagiku happy ending adalah saat kita berbahagia dan berdamai dengan situasi, dilihat dari sudut pandang kita sendiri, bukan orang lain.” (hal. 15) Cinta adalah perjalanan bagi Ollie. Selama empat tahun, perjalanan mengunjungi di 11 kota di dunia menjadi salah satu upaya dalam proses Ollie merenungkan dan mencerna apa sebenarnya arti cinta. 




Sabtu, 12 Desember 2015

Meon Design, Penyedia Jasa Desain Grafis

Desember 12, 2015 0

Yeay, akhirnya Meon Design resmi meluncur. Apa sih Meon Design itu? Meon Design adalah penyedia jasa desain grafis profesional. Didirikan oleh saya dan M. Arief Setiawan, Meon Design lahir dari pemikiran yang sederhana, sesederhana adik saya yang bingung ketika ingin mencetak poster untuk acara kampusnya tapi dia tidak bisa mendesain. Percetakan hanya menerima desain yang sudah jadi, nah, kenapa nggak sediain jasa mendesain yang sekaligus mencetak, jadi lebih mudah. Kamu tinggal bilang mau bikin apa? Bahkan kalau belum ada konsepnya bisa kami konsepkan juga, dibuatkan desainnya kemudian dicetak dalam bentuk jadi. Nggak repot, kan :D

Apa sih yang bisa dikerjakan Meon Design?
Apa aja yang berhubungan dengan desain grafis. Kami cukup banyak menerima pesanan WPAP, khususnya untuk kado dan hadiah. Kami sering mendapat pesanan untuk media promosi dan event, spanduk, brosur, banner, undangan pernikahan, buku tahunan siswa, kartu nama, poster, kop surat, kalender, cover album dan lain-lain.
Selain itu kami juga menerima pesanan membuat desain logo untuk perusahaan. Keren, kan :D
Di Meon Design kami percaya bahwa desain dan seni bukan dua dunia yang terpisah, melainkan saling melebur dan mengindahkan. Lebih tepatnya kami merancang keindahan. Karena sesuatu yang indah haruslah kaya makna, dan berguna. Beautiful, meaningful, and useful.
Di Meon Design kami memaksimalkan ketiganya, estetika, fungsi dan narasi.

"We Create Beyond Design"
Ini tagline kami, kami memang membuat sesuatu yang melampaui desain. Apa sih maksudnya? Ya, karena “desain” itu bukan “sekadar”, bukan “hanya”. Kami mendirikan Meon Design melalui pemikiran filosofis yang menggabungkan seni dan desain. Kami mengedepankan efisiensi dan efektifitas, memperpendek jarak produksi, karena kamu bisa sekaligus dibuatkan desain dan diantarkan dalam bentuk cetak yang sudah jadi. Nggak perlu repot-repot minta ke orang lain bikini desain, terus minta ke orang lain lagi buat nyetaknya, bisa tinggal duduk manis aja, tiba-tiba “triiinn” langsung kamu terima :D
Buat kamu-kamu yang mau pesan, atau mau sekadar nanya-nanya ke kami, ini nomor kami yang bisa kamu hubungi, bisa telepon, sms, whatsapp:
April: 081315348989
Arief: 08994575721
Email: aprillia.ramadhina@gmail.com


Nih, contoh-contoh karya yang pernah kami buat:
WPAP


WPAP

Vector


Banner


Iklan majalah


Brosur


Ilustrasi