Selasa, 29 Agustus 2017

18 Cara Membangun Atmosfer dan Energi Positif di Rumah

Agustus 29, 2017 7


“Rumah adalah tempat kita berlindung bukan hanya dari panas dan hujan, tapi dari kekacauan dan kebisingan dunia. Rumah adalah tempat kita melepas segala kepalsuan, tempat dimana kita bisa sebenar-benarnya menjadi diri sendiri. Rumah adalah tempat kita melabuhkan semua perasaan dan menguapkan segala beban. Dari rumah, kita menyiapkan diri menjadi pribadi yang lebih baik untuk berhadapan dengan berbagai persoalan kehidupan.” – April Tupai
Dunia luar terkadang begitu melelahkan. Berbagai masalah bertebaran. Kita semua tentu ingin pulang ke rumah yang penuh ketenangan dan kedamaian. Sayangnya, tidak semua rumah menjadi tempat pulang yang dirindukan. Not every house is a home.

Dalam bahasa Indonesia, kata "house" dan "home", sayangnya, tidak dibedakan. Akan tetapi, dalam bahasa Inggris, dua kata itu punya "rasa" yang jauh sekali berbeda. Kalau untuk saya pribadi, “house” itu lebih kepada sebuah bangunan, yang melibatkan struktur, bahan-bahan pembangunnya, dan hal lain yang pada intinya lebih bersifat materiil. Sedangkan “home” bagi saya lebih bersifat immateriil dan personal. Ada koneksi yang terjalin, rasa nyaman, aman dan lain sebagainya.

Itulah mengapa terkadang, “house” nggak selalu jadi “home”. Pernah nggak kamu ngerasain kalau bangun pagi, rasanya langsung bete? Pulang ke rumah habis kerja rasanya tambah capek. Sering kesal sama pasangan kalau di rumah, tapi senang-senang aja kalau jalan ke luar. Anak rewel banget kalau di rumah, diajak pergi malah anteng bukan main. Bisa jadi rumah kita ada banyak energi negatifnya, tuh, yang bikin “house” jadinya nggak berasa “home”.


“Rumah bagi saya seperti tubuh. Jika kita menyayanginya, ia akan memberikan lebih. Tubuh yang sehat akan menopang kualitas hidup. Rumah yang terawat akan menjadi tempat pulang yang menjelma surga.” – April Tupai
Yang menggerakkan tubuh adalah energi, begitu pun yang menghidupkan rumah; energi. Energi adalah koentji. Yuk, bikin rumah kita nggak cuma jadi istana tapi juga jadi surga dunia dengan cara membangun atmosfer dan energi positif di rumah. Make your house a home. Create your house as a peaceful place! Temukan surgamu di rumah sendiri!

1. Lakukan Detoks Digital

Hindari terlalu banyak barang elektronik dalam kamar. Dalam tulisan berjudul This Is Why Electronics Don’t Belong in Your Bedroom yang tayang di Lifehack.org, dijelaskan mengapa sebaiknya kita mematikan perangkat elektronik kita ketika hendak tidur di kamar.
Penelitian di Harvard University dan University of Toronto menemukan bahwa cahaya dalam spektrum biru (blue light) dapat mengganggu melatonin dalam tubuh. Melatonin termasuk hormon yang membantu kita untuk terlelap. Cahaya biru ini ada di televisi, smartphone, tablet, komputer, hingga lampu LED.

Kamar adalah tempat istirahat, tempat kamu me-recharge energi. Televisi yang dibiarkan menyala akan membuat mata lebih memilih menonton tv dibanding tidur. Sebaiknya matikan semua peralatan elektronik di kamar, termasuk smartphone. Bermain smartphone dapat membuat mata terjaga dan berdampak insomnia. Dengan mematikan perangkat elektronik di kamar, tidur bisa lebih nyenyak dan berkualitas, bangun pagi akan lebih semangat!

2. Perbaiki Benda yang Rusak atau Buang Sekalian

Rongsokan yang disimpan, debu-debu yang dibiarkan, benda-benda usang yang entah mau diapakan adalah beberapa "penyakit" rumah. Rumah yang menyimpan sampah sama seperti tubuh yang menyimpan sisa metabolisme yang menumpuk berhari-hari, rasanya sama-sama tidak mengenakkan. Benda-benda rusak yang tersimpan di rumah dapat memberikan atmosfer negatif.

3. Buang Benda-Benda Masa Lalu yang Mengandung Kenangan Buruk

Hadiah dari mantan pacar, atau apa pun yang masih tersisa dari masa lalumu yang mengingatkan akan kenangan pahit sebaiknya dibuang saja. Kamu hidup di masa sekarang dan untuk masa depan. Nggak ada gunanya menyimpan benda dari masa lalu yang sudah usang. Kenangan buruk sangat mungkin menguras emosi, yang juga berdampak membuat energi merosot.


4. Declutter

Lemari saya sebelum dirapiin, kacau banget ya, hehe. Foto: Aprillia Ramadhina

Mungkin menaruh barang-barang di dalam lemari yang tertutup sudah membereskan masalah. Bagi saya membiarkan barang-barang menumpuk dalam lemari seperti menyimpan luka dalam hati. Dari luar tampak baik-baik saja, tapi dalamnya sudah kacau balau. Siapa tahu dari baju-baju lama yang kita punya ada orang di luar sana yang lebih membutuhkannya. Selain membuat lemari yang sumpek jadi lebih “bernapas”, menyumbangkan barang-barang yang berguna untuk orang lain juga berarti beramal, lho!
Lemari saya setelah dirapiin. Lebih enak dilihat kan :). Foto: Aprillia Ramadhina


5. Simpan atau Singkirkan

Sortir baju-baju lama. Caranya, bongkar lemari baju kamu. Setiap pegang satu baju, coba ingat-ingat apakah kamu masih memakainya beberapa bulan terakhir dan akan memakainya dalam beberapa bulan ke depan? Jika terakhir kali kamu memakainya 5 tahun lalu dan sudah tidak muat sekarang untuk kamu pakai 5 tahun ke depan, segera singkirkan. Terapkan “simpan” dan “singkirkan” setiap memegang pakaian yang kamu sortir. Ini berlaku juga untuk benda-benda lainnya, seperti sepatu, topi, tas dan lainnya.


6. Inspeksi Seluruh Ruangan

Foto: http://freshome.com/small-living-room-ideas/


Yang harus diperhatikan adalah seluruh ruang yang ada di rumah, kamu bisa melakukan inspeksi seperti ini:
- Ruang Tamu atau Ruang KeluargaKapan terakhir kali membersihkan karpet di ruangan ini? Apakah sofanya sudah berbau tidak sedap?
- Kamar Tidur: Adakah debu-debu di headboard yang luput terlihat? Jangan sampai menaruh baju-baju kotor di dalam kamar apalagi handuk yang basah. Periksa apakah ada sampah-sampah kecil yang bertebaran, seperti tisu bekas pakai atau bungkus makanan.
- Kamar Mandi: Apakah ada botol sampo yang sudah habis tapi belum dibuang? Apakah ada sikat gigi lama yang sudah tidak terpakai masih teronggok di storage kamar mandi? Simpan perawatan tubuh yang memang benar-benar masih kamu pakai.
- Dapur: Coba cek bumbu-bumbu dapur yang kamu punya, apakah ada yang sudah membusuk tapi belum dibuang? Kulkas juga biasanya tidak diperiksa mendalam. Cek apakah ada susu basi yang masih tersimpan di kulkas? Bersihkan kitchen sink atau tempat cuci piring, karena ini salah satu tempat yang paling banyak kumannya. Bersihkan bekas-bekas minyak di dekat kompor. Ganti talenan yang sudah banyak goresan pisaunya. Dapur adalah tempat kita mendapatkan makanan, jangan sampai jadi tempat terjorok di rumah kita.
- Ruang Kerja: Kalau kamu punya ruang kerja khusus di rumah. Coba buat meja kerja menjadi lebih lega dengan menyingkirkan benda-benda yang tidak penting. Saya pernah membiarkan meja tidak dibereskan dalam waktu lama, dan ketika hendak membersihkannya saya mendapat sampah satu plastik hanya dari meja kerja, isinya berbagai macam struk belanjaan, kapas bekas membersihkan muka, stik es krim, dan lain sebagainya.
- Gudang: Nah, ini yang paling malas ditengok. Rasanya dengan memasukkan semua barang di gudang maka habis perkara. Padahal, itu sama saja menunggu bom waktu yang siap meledak. Gudang yang penuh rongsokan dapat mengundang aneka binatang datang, seperti kecoak, dan lain sebagainya. Apalagi jika lembab, akan membuat jamur gampang tumbuh.
- Teras dan Halaman: Teras adalah muka rumah, dimana orang pertama datang ke rumah kamu pasti terlebih dulu akan melalui teras. Keset biasanya hal yang paling dianggap sepele. Tapi kalau keset di teras kamu sudah terlalu banyak debu dan kotoran, segera ganti dengan yang baru.


7. Periksa Buku dan Majalah yang Menumpuk

Kamu suka menimbun buku dan majalah serta koran-koran lama? Coba bongkar dan bereskan. Saya punya banyak buku yang saya beli sejak saya masih sekolah di bangku SMP dan SMA, bahkan ada komik-komik sejak saya SD. Sayangnya, tidak semua dalam keadaan baik. Banyak yang sudah menguning dan bentuknya tidak karuan. Kalau sudah begini, tidak ada baiknya lagi disimpan. Jadinya, saya bongkar buku-buku lama tersebut. 

Berhubung saya senang membeli buku-buku baru, beberapa buku lama yang masih dalam keadaan cukup dan lumayan baik, saya jual murah di instagram. Sisanya yang memang sudah tidak tertolong keadaannya saya berikan ke tukang loak. Hasilnya, lumayan. Ada 100 lebih buku yang saya jual dengan harga sangat murah. Uangnya, bisa untuk beli buku-buku baru yang jadi incaran, deh!

8. Setiap Membeli Barang Baru, Keluarkan Barang Lama

Saat kamu melihat lemarimu penuh, yang kamu butuhkan adalah mengurangi “beban”nya bukan malah menambah tempat penyimpanan baru. Membeli rak baru, lemari baru, atau storage baru hanya akan membuat kamu ingin menyimpan barang baru lainnya. Yang ada rumahmu justru tambah penuh dan sumpek.

9. Menciptakan Positive Vibes

Kalimat inspiratif cocok banget buat bikin kita berenergi positif. Foto: Aprillia Ramadhina

Saya menaruh benda-benda yang menginspirasi saya seperti foto keluarga dan sepatu anak saya di meja kerja di rumah. Kenapa? Karena benda tersebut membangkitkan perasaan menyenangkan dalam diri saya setiap hendak bekerja. Kamu juga bisa menaruh apa pun yang bisa mengingatkan kamu akan hal-hal yang menggembirakan. Punya slogan hidup atau kata-kata mutiara yang jadi pegangan hidup? Coba cetak atau tulis di kertas yang besar, bingkai dan pajang di ruang kerja di rumah.

10. Buka Jendela Setiap Pagi

Ruangan yang tidak ada pertukaran udara dan tidak terkena sinar matahari pagi akan memuat ruangan terasa pengap dan udara yang tidak sehat akan terkurung di dalamnya. Setiap pagi, saya usahakan membuka jendela agar ada udara segar yang masuk. Membuka jendela di pagi hari seperti mempersilakan semangat baru masuk ke dalam diri.


11. Merapikan Barang-Barang yang Berantakan

Dalam momen-momen tertentu, ruangan yang berantakan membuat saya bisa berpikir lebih kreatif. Tapi ruangan yang terlalu berantakan justru membuat saya sering migraine, sakit kepala dan stres. Apalagi karena ruangan berantakan, saya jadi kesulitan menemukan barang yang saya cari, jadinya malah marah-marah, deh. Sungguh, rumah yang berantakan sangat nggak baik untuk kesehatan mental.


12. Rapikan Secara Bertahap 

Hindari untuk merapikan seluruh isi rumah sekaligus dalam satu waktu. Ini akan membuat kekacauan bertambah dua kali lipat. Bereskan secara bertahap dan dicicil. Misalnya, hari ini hanya merapikan isi satu lemari pakaian. Besok merapikan meja kerja. Esok harinya membereskan dapur. Ini membuat energi kita bisa lebih teralokasikan dengan baik dan tidak membuat tampilan rumah justru menjadi kapal pecah karena kita bersikeras mengeluarkan semua barang yang berantakan.


13
. Tambahkan Cermin

Cermin, selain dapat mencipta ilusi ruangan yang lebih luas ternyata punya manfaat lainnya, lho! Seperti dikutip dalam tulisan 15 Ways to Get Rid of Negative Energy in Your Home di HouseBeautiful.com seorang desainer interior, Ana Zuravliova, mengatakan bahwa menambahkan cermin tidak hanya menciptakan energi yang lebih positif di dekroasi tapi juga membantu membersihkan pikiran.


14. Fresh with Flowers

Foto: http://freshome.com/pallet-furniture-ideas/




Senang dengan bunga? Bunga segar di dalam vas berisi air akan membuat rumah juga lebih segar. Penambahan unsur alam di rumah bisa memberikan ketenangan dan memberi efek relaksasi. 


14. Energi Baru dengan Barang Baru

Foto: Aprillia Ramadhina


Kebosanan yang akut bisa menjadi energi buruk. Mungkin rumah kamu perlu sentuhan dari benda-benda baru yang bisa bikin kamu tambah semangat di rumah. Sama halnya ketika kamu beli blazer baru atau sepatu baru untuk kerja, rasanya jadi tambah semangat, kan? Begitu juga rumah. Nggak selalu perubahan besar yang kamu butuhkan. Kalau budget nya belum ada untuk ganti sofa baru, bisa aja kamu beli bantal sofa baru yang desainnya unik dan menarik. Nggak perlu ganti tempat tidur baru untuk dapat semangat baru, pakai seprai baru juga udah seru. Sentuhan dari benda-benda kecil yang baru mungkin hanya memberikan sedikit perubahan di rumah, tapi bisa berpengaruh besar buat mood kita, lho!

 16. Bersihkan Tempat-Tempat yang Sering Diabaikan

Kolong meja, atas lemari, gudang, debu-debu di pajangan, debu di sela teralis jendela adalah tempat-tempat yang biasanya luput dibersihkan. Jangan lupa juga debu-debu yang bersarang di peralatan elektronik, seperti televisi, laptop, dan kipas angin. Kipas angin yang banyaknya debunya akan menurunkan kualitas udara dalam ruangan.

17. Mengecat Ulang Ruangan di Rumah

Warna cat yang bersih membuat pikiran lebih enteng. Foto: homedit.com

Kapan terakhir kamu mengecat interior rumah? 10 tahun lalu? Mungkin ini saatnya mengecat ulang dengan warna-warna yang dapat membangkitkan semangat. Warna punya peranan yang penting dan besar dalam menentukan suasana hati. Pertimbangkan untuk mengecat ulang rumah dengan warna-warna netral dan cenderung kalem, untuk membuat kita jadi lebih rileks. Warna peach atau hijau mint bisa jadi pilihan.

18. Tambahkan Wewangian Sesuai Selera

Rumah yang bau pasti bikin kita nggak betah di rumah. Aromaterapi bisa jadi pilihan untuk memberikan keharuman yang khas di rumah. Pilih wangi yang memang kamu suka supaya bisa bikin kam lebih rileks dan tenang, atau bisa juga pilih wangi yang bikin semangat. Bisa juga cukup dengan pengharum ruangan biasa yang dijual di pasaran. Atau mungkin bisa dicoba cara teman saya memberikan aroma ke ruangannya. Ia menaruh banyak biji kopi dalam sebuah wadah dan ia taruh di meja ruang tamu. Wangi kopinya jadi menguar ke seluruh penjuru dan rumahnya jadi harum kopi, enak dan segar!

 
Rumah Sehat, Hubungan yang Sehat

Sebagai ibu rumah tangga yang juga bekerja dari rumah, saya menghabiskan hampir seluruh waktu saya berada di rumah. Rumah bukan saja menjadi tempat tinggal, tapi juga tempat saya berkarya, dan menghasilkan uang. Jika saya sering stres di rumah sendiri, ini tidak hanya mengganggu aktivitas saya tapi juga mengganggu hubungan saya dengan orang-orang lainnya di rumah, dalam hal ini suami dan anak saya. Keadaan rumah sangat berpengaruh pada kondisi fisik, mental dan emosional orang-orang yang ada di dalamnya.

Secara tidak sadar keadaan rumah yang buruk bisa menghisap energi saya dan justru membangkitkan emosi buruk. Tak jarang saya jadi lebih mudah marah atau kesal hanya karena hal-hal kecil. Percayalah, rumah yang tidak sehat, secara tidak langsung bisa memicu pertengkaran. Rumah yang nyaman, tidak hanya membuat kita betah tinggal di dalamnya, tapi juga membuat kita semakin bahagia menghabiskan waktu dan usia kita bersama orang-orang tercinta. Rumah yang tenang dan damai akan membuat hubungan kita bersama orang-orang yang berada di dalamnya jadi lebih harmonis.

Menjadikan rumah sebagai istana dan surga dunia adalah sepenuhnya berada di tangan kita. Berikan nyawa pada hunian kita, agar rumah tidak hanya menjadi benda mati yang tak terawatt, tapi arsitektur yang hidup dan memiliki jiwa. Biarkan rumah tumbuh bersama impian orang-orang yang hidup di dalamnya.

Kalau kamu merasa rumahmu sudah tidak bisa menyelamatkan jiwamu, mungkin sudah saatnya kamu pindah! Ini solusi yang mungkin kamu butuhkan. Untuk pindah rumah yang perlu kamu lakukan adalah menjualrumah kamu dan membeli rumah baru. untuk memudahkan kamu menjual rumah dan mencari rumah baru, kamu bisa masuk ke website RumahHokie. Di sini kamu bisa jual rumah kamu, enaknya lagi kamu gratis pasang iklan seumur hidup! Kamu juga bisa nyari rumah sesuai budget kamu. kamu juga bisa cari perumahan baru yang dibangun oleh pengembang.

Nggak cuma untuk jual-beli rumah aja, situs properti ini juga memberikan informasi berkualitas, terlengkap, dan teraktual seputar rumah, apartemen, ruko, tanah, perkantoran, serta industri pendukung sektor properti.

RumahHokie.com menghadirkan data terkini proyek-proyek residensial maupun komersial yang dijual maupun disewakan. RumahHokie.com juga mengulas potensi kawasan dan hal-hal lainnya seputar bisnis properti, jadi bisa jadi referensi bagi para investor, pencari properti, broker, dan pengambil keputusan di perusahaan properti yang butuh mengakses informasi properti dengan cepat dan akurat.

Foto Feature Image: Freshome.com

Senin, 21 Agustus 2017

8 Hal Penting yang Bisa Kita Pelajari dari para Bayi

Agustus 21, 2017 2

Sudah hampir 9 bulan Arina, anak saya hidup bersama saya. Setiap melihatnya tumbuh dan berkembang, ada banyak hal yang menjadi pelajaran tersendiri untuk saya. Darinya saya banyak belajar lagi tentang kehidupan ini. ini 7 hal penting di antaranya:

Meski Sering Jatuh akan Selalu Bangkit Kembali

Entah berapa kali Arina terjatuh, apalagi setelah mulai senang berdiri. Ia mulai memanjat apa saja, kursi, tembok, kepala tempat tidur, lemari, apa pun yang bisa membantunya berdiri. Seringkali juga dia oleng, kalau jatuhnya nggak sakit, dia akan langsung menggapai-gapai apa pun untuk berdiri lagi. Merembet ke sana kemari. Kalau jatuhnya lumayan sakit, dia akan nangis atau teriak sebentar, abis itu tetap mulai manjat lagi. Nggak kayak kita yang udah dewasa gini, jatuh sekali, langsung mandeg nggak mau bangkit.

 
Berkemauan Keras dan Pantang Menyerah

Kayaknya hampir setiap bayi itu kekeuhan. Kalau belum dapat apa yang dia mau ya dia nggak bakal nyerah. Begitu pun Arina. Dia seneng banget liat kabel. Biarpun udah dijauh-jauhin juga tetap aja dia kejar-kejar sampai dapet. Kalau udah liat sesuatu yang menarik bakal diuber-uber, nggak peduli apa juga hambatan di depan dia, dia terjang aja. Orang dewasa? Yah ada hambatan gede dikit, milih mundur. Katanya sih realistis padahal bisa aja karena pesimis.

Bereksplorasi Setiap Hari

Bayi itu kalau dilihat-lihat pada dasarnya mereka orang yang gampang bosenan. Tapi biarpun bosenan nggak lantas bikin mereka leyeh-leyeh nggak jelas. Ya bosen tiduran, ngerangkak. Bosen ngerangkak ya berdiri. Bosen berdiri ya ngacak-ngacak. Setiap sudut rumah kalau perlu dijejahin. Bosen sama mainan lama ya cari apa aja yang bisa dimainin.

Tersenyum Tulus

Bayi-bayi ini kalau senyum rasanya senyum sama semuka-mukanya. Nggak ada istilah fake smile. Pokoknya senyum dan ketawa mereka itu bener-bener keliatan kalau mereka lagi gembira.

Ekspresif
Arina itu kalau bete keliatan betenya. Manyun gitu. Kalau senang dia bisa teriak-teriak girang. Kalau sedih? Waduh jangan ditanya, se RT kayaknya kudu denger tangisan dia. kalau ngantuk matanya kriyep-kriyep. Kalau ketawa, bisa ngakak dan badannya sampe guncang-guncang. Sedangkan kita? Susah ya kayaknya buat ekspresif, ya pake perasaan dikit dibilangnya baper, nunjukkin ekspresi dikit dibilangnya lebay. Ya gitu deh, jadinya gampang stres karena mendem emosi sendiri dan nggak berani nyalurinnya.

Fearless

Yak ini yang paling menonjol dari bayi. Alias nggak ada takut-takutnya. Apa juga dideketin, padahal bisa jadi itu bahaya. Kalau udah dewasa, liat sesuatu yang bikin takut dikit udah jiper duluan. Ujung-ujungnya nggak berani ngadepin apa-apa, termasuk kenyataan yang kadang menyakitkan #eeaa.


Bangun Pagi dan Tidur Malam

Arina ini pola tidurnya teratur banget. Dia bangun nggak pernah lebih dari jam 8 pagi dan tidur biasanya jam 9 malem. Ya kadang lebih kadang kurang, pokoknya di sekitar jam-jam itulah. Walaupun sih dia tetep ya nyari nenen di antara jam-jam itu. Pola tidur dia ini sedikit banyak ngaruh ke saya juga. Saya jadinya selalu ngantuk di bawah jam 12 malem. Nggak kayak sebelum punya anak sering begadang.

 
Kepo Everytime

Arina mah sama apa juga penasaran, apalagi sama yang dipegang orangtuanya. Megang laptop pasti dia ikut-ikutan nimbrung, emaknya makan apa pasti pengin ngambil. Pokoknya pengin tahu segala macam, semua orang dikepoin. Hal kayak gini yang mestinya juga kita orang dewasa tetep pelihara. Rasa ingin tahu bakal selalu ngebawa kita ke pengetahuan baru yang nggak terduga.


Nah, sebenernya banyak lagi sih ya yang mungkin bisa saya pelajari dari Arina ke depannya. Tapi untuk sekarang segitu dulu deh yang bisa saya rangkum. Ini saya tulis sebagai pengingat saya juga untuk nggak berhenti belajar. Belajar dari apa pun termasuk dari anak saya sendiri.

Image: Canva.com

Senin, 14 Agustus 2017

Sejenak Mengheningkan Diri

Agustus 14, 2017 2


Semenjak punya anak ditambah nyambi kerja dari rumah, rasanya 24 jam itu pasti aktif terus. Dari pagi sampe malem berkutat sama bayi, malem sampe tengah malem ngetik kerjaan. Tengah malem sampe pagi sering kebangun tiap beberapa saat untuk nyusuin. Besoknya begitu lagi, dan lagi.

Baca buku itu sangat mewah banget. Tapi tetep bagi saya baca itu harus. Harus diusahakan. Kalau nggak baca buku sama sekali, duh bisa nggak balance rasanya hidup saya, hahaha. Berhubung belum sempet beli buku-buku baru, ya saya coba bongkar-bongkar buku lama yang masih banyak belum tuntas dibaca. Salah satunya yang emang saya lagi butuh banget, judulnya Sejenak Hening yang ditulis Adjie Silarus.

Saya iseng buka halaman secara acak dan yang pertama saya buka ternyata isinya begini

“Kemudian di penghujung nanti, apa yang kita dapatkan jauh lebih besar dan indah dari apa yang kita minta dalam doa, pada waktu-Nya.”

Uwow, hati saya tertampar sama kalimat itu. Sebagai manusia wajarlah ya namanya kecewa karena apa yang diharapkan ternyata nggak bisa didapatkan. Padahal, mungkin kita cuma sedang dilatih untuk sabar. Sabar bahwa terkadang untuk meraih sesuatu yang namanya elemen waktu itu nggak bisa dikesampingin. 

Nggak ada istilah terlalu cepat atau terlalu lama, Tuhan akan kasih sesuatu yang sesuai dan memang pantas kita dapatkan di waktu yang tepat. Yang PANTAS. Jadi, nggak usah sedih ngelihat hidup orang lain yang kayaknya enak banget, karena ya itu hidup yang pantas dia jalani. Kita punya hidup sendiri yang beda dan sesuai untuk kita sendiri.

Penyesalan masa lalu, dendam, amarah, kecemasan dan kegelisahan masa depan, bisa kita atasi salah satunya dengan mengheningkan diri. Dengan hening kita sedang berupaya untuk menghidupi masa sekarang.

Begini Caranya Berlatih Sejenak Hening

Mengheningkan diri bisa bantu diri kita untuk tenang. Coba deh jauhin dulu handphone. Benda itu kecil banget, tapi riuhnya ampun-ampunan. Berapa banyak cuitan orang dari Twitter yang baru ditinggal sepuluh menit? Belum lagi Instagram, Path, Facebook, dan lain sebagainya. Coba aja kalau kamu nyalain semua media sosial kamu. Baterai hape kamu pasti jadi lebih gampang abis. Ya, logikanya kurang lebih sama kayak tubuh kita juga. 

Capek nggak sih liatin keriuhan terus menerus? Hape aja bisa capek. Makanya saya nggak stand by media sosial di hape. Saya sering log out kalau memang lagi nggak pakai. Jadi log in kalau memang lagi butuh aja. Percayalah ini baik untuk kesehatan jiwa.
Oh, ya begini nih caranya kalau ingin sejenak hening menurut buku yang ditulis Adjie Silarus:
1. Ciptakan suasana hening
2. Duduk
3. Posisikan kaki rileks, telapak kaki menyentuh lantai
4. Posisi tangan santai, di atas lutut atau paha
5. Posisi badan tegak dan tidak bersandar
6. Usahakan untuk diam dan tidak bergerak
7. Pejamkan mata. Jika kamu berkacamata, lepas dulu kacamatamu
8. Pikiran hanya fokus dan terkonsentrasi pada napas. Napas yang dihirup dan diembuskan melalui hidung. Bukan memikirkan hal lain
9. Fokus pada napas yang masuk dan keluar. Katakana dalam hati, “masuk” saat menghirup napas dan katakana “keluar” saat mengembuskan napas. Ini membantu untuk tetap fokus
10. Saat pikiran mulai berkelana. Tersenyumlah. Tarik perhatianmu kembali ke napas lagi. Di sini. Sekarang.

Sejenak hening ini bisa kamu lakukan di mana pun dan kapan pun, intinya saat kamu punya waktu luang. Minimal 1 menit aja bisa kok kamu berlatih hening ini.

Apa yang bisa didapat dari berlatih sejenak hening?
  • Kita membawa diri kita kembali ke masa kini, merayakan masa sekarang dan menikmati hal-hal yang kita alami tanpa terperangkap masa lalu dan masa depan
  • Menyatukan tubuh dan pikiran
  • Sadar penuh. Hadir utuh. Hidup tenang dan bahagia


Memelankan Pagi

Kamu tipikal orang yang gradak-gruduk kalau pagi? Mandi sekenanya, makan boro-boro. Siap-siap serba terburu-buru. Takut terlambat naek kereta, kalau ketinggalan kereta mesti nunggu lama lagi, atau kalau milih naik transportasi lain bisa kejebak macet lebih lama yang akhirnya lebih lama lagi sampe di kantor. Saya pernah, dulu waktu masih ngantoran. Kalau sekarang sih nggak segitunya grabak-grubuk karena udah ada alarm alami yang nggak bakal bikin saya kesiangan walaupun udah nggak ngantor. Siapa lagi alarm alaminya kalau bukan anak saya sendiri hahaha.

Dalam buku ini dijelasin betapa pentingnya menikmati pagi. Saat masih terbaring di kasur, coba deh sadari tubuh kita mulai dari jari kaki, sampai ke kepala. Menyadari bagian-bagian tubuh kita melatih kita untuk menyatu dengan tubuh. Jadi, santai aja. Selow. Woles.

Intinya, hening itu perlu. Nikmati hari pelan-pelan. Sesekali nggak perlulah hidup riuh dan bergegas terus, kan?